Jakarta – Dalam sidang perdana, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tampak menangis. Namun, ada pihak yang menilai hal tersebut hanya sebuah sandiwara. Sebab, tangisan tersebut adalah jurus untuk menggaet simpati publik. Hal tersebut ditegaskan Politikus Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.
”Ini menunjukkan bahwa Ahok memang memiliki mental inlander di mana ke bawah menginjak, ke atas menjilat. Kita tentu masih ingat bagaimana Ahok bersikap dan berperilaku kasar dan semena-mena terhadap rakyat biasa. Tetapi perilaku kasar itu, sontak berubah 180 derajat ketika berhadapan dengan atasan atau penguasa (dalam hal ini hakim) menjadi tunduk, merendah, bahkan merengek-rengek,” kata Doli pada Rabu (14/12/2016).
Doli menjelaskan, bahwa Ahok sengaja melakukan pencitraan dalam menjalani sidang perdana terkait kasus dugaan penistaan agama. Hal itu dilakukannya agar publik menilai calon gubernur nomer urut dua tersebut seakan dizalimi.
“Jadi ini situasi pencitraan yang ingin dibangun kesan seakan Ahok dizalimi. Situasi kedua, bila tangisan itu benar serius, mungkin Ahok memiliki penyimpangan kejiwaan. Sungguh mengerikan ketika kita bisa melihat di dalam satu orang memiliki karakter yang kontras,” jelas Doli.
Baca juga: PP Pemuda Muhammadiyah Imbau JPU Pertajam Bukti dan Saksi Dalam Sidang Kedua
Menurut Doli, Ahok tak pantas memimpin institusi pemerintahan manapun lantaran “mewek” menghadapi permasalahannya. Sebab, selama ini mantan Bupati Belitung Timur itu dikenal dengan gaya kepemimpinan yang keras namun berubah lemah saat menjalani dakwaan hukum yang tengah dimenjeratnya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)