Jakarta – Sejumlah petinggi MPR-RI terlihat mengunjungi STAI Al-Anwar Sarang pada Kamis (8/12/2016). Mereka melakukan sosialisasi terkait empat pilar kebangsaan, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945 dan NKRI kepada para santri Al-Anwar.
Para petinggi MPR yang hadir adalah Rhomahurmuziy alias Romi, Oesman Sapta Odan, dan Arwani Thomafi. Dalam sambutannya, Romi mengajak kepada seluruh santri dan masyarakat untuk mewaspadai gerakan khilafah yang saat ini banyak didengungkan oleh kelompok tertentu. Kemunculan gerakan khilafah oleh kelompok-kelompok tertentu sama halnya dengan menerikan bubarkan NKRI.
Romi juga mengingatkan, kemunculan khilafah di tengah kelompok masyarakat tertentu bukan sekadar pergerakan pemikiran saja. Kondisi itu berpotensi terus berlanjut, dari pemikiran menjadi sebuah gerakan.
“Ketika khilafah diteriakan dan ditoleransi serta berkembang di kampus seluruh Indonesia, maka sama juga dengan menerikan bubarkan NKRI. Ini harus betul-betul diwaspadai, karena bukan sekadar gerakan pemikiran,” jelas Romi di hadapan santri dan masyarakat.
Menurutnya, gerakan pemikiran khilafah ini persoalan serius yang harus segera ditangani. Salah satu langkah penanganannya adalah dengan melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Salah satu penanganan gerakan pemikirna khilafah adalah sosialisasi Pancasila. Pancasila adalah kesepakatan nasional yang dibentuk oleh pendiri bangsa. Disepakati republik ini tidak berdasarkan agama. Tapi ada simbiosis mutualistik antara agama dan negara,” ujarnya.
Baca juga: Bakal Dipadati Massa, Polisi Harus Jamin Kelancaran Sidang Ahok
“NKRI adalah salah satu bayi yang lahir dari para ulama. NKRI dan santri adalah bagian yang tidak terpisahkan. Santri adalah yang merebut, menjaga dan mengisi kemerdekaan,” tegas Romi. (Yayan – www.harianindo.com)