Kemenangan Trump Disambut Dengan Rencana California Untuk Memisahkan Diri

Sacramento – Amerika Serikat (AS) akhirnya memilih Donald Trump sebagai presiden dalam sebuah kemenangan yang bersejarah. Pebisnis kontroversial ini telah menyapu bersih negara bagian kunci untuk mengalahkan Hillary Clinton meraih suara mayoritas electoral college.

Termasuk negara bagian Pennsylvania yang secara tradisional memilih Demokrat. Secara mengejutkan, kali ini terbuai oleh kampanye Trump, negara yang sedang dirundung kelesuan ekonomi itu berpaling.

Tetap masih ada negara bagian yang setia dengan Hillary: negara bagian California. States paling kaya dengan suara electoral tertinggi (55) bulat mendukung Nyonya Clinton.

Terkait terpilihnya Trump, negara berlambang beruang hitam tersebut pun membuat pemikiran untuk merdeka memisahkan diri dari AS. Terinspirasi Brexit, British Exit, Sacramento menyebut dirinya Calexit atau California Exit. Demikian dikutip dari Mashabel, Rabu (9/11/2016).

Permintaan ini bukanlah tanpa alasan. California disebut-sebut sebagai negara bagian terkaya di AS dan ke-6 di dunia.

“Mungkin inilah jawabannya, #Calexit,” tulis akun Stuart di Twitter, Rabu (9/11/2016).

Sementara itu pengguna bernama Valerie mengatakan, “California harus pisah. Kami negara bagian terkaya di AS dan cukup kuat untuk menjadi negara merdeka.”

Ide Calexit tersebut awalnya sekedar lelucon Twitter. Satu kelompok, Yes California Independence Campaign, sebenarnya tengah menggelar acara di Sacramento pada Rabu dengan harapan mendapatkan dukungan untuk ide.

“Dalam pandangan kami, Amerika Serikat mewakili begitu banyak hal yang bertentangan dengan nilai-nilai California, dan kenegaraan kita. Itu berarti California akan terus mensubsidi negara-negara lain sehingga merugikan kita sendiri, dan merugikan anak-anak kita,” kata manifesto mereka, yang ditulis sebelum perolehan suara electoral keluar hasilnya.

Baca juga: Trump Menang, AS Tak Lagi Nyaman Bagi Warga Muslim dan Imigran ?

Namun, tidak ada negara bagian yang memisahkan diri dari AS sejak Perang Saudara. Oleh sebab itu, tak perlulah untuk merasa terlalu khawatir. (Yayan – www.harianindo.com)