Jakarta – Rumah Gerakan 98 berpendapat jika aksi unjuk rasa yang digelar pada Jumat (4/11/2016) kemarin telah ditunggangi oleh aktor dan kepentingan politik.
Rumah Gerakan 98 mengungkapkan unjuk rasa tersebut tidak lagi untuk meminta pengusutan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), melainkan untuk menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rumah Gerakan 98 menilai sejumlah elite DPR RI menunggani aksi tersebut dan tidak mengedukasi massa agar mempercayakan penanganan kasus ke dalam ranah hukum.
“Mereka mengobarkan semangat aksi mendesakkan perubahan pemerintahan. Aksi pun berubah menjadi anarki, bahkan pernyataan elite yang memberikan jalan perubahan melalui dua cara jelas sudah aksi ini berubah menjadi makar,” kata Bernard Halolo dalam siaran pers yang diterima awak media, Jakarta, Sabtu (5/11/2016).
Bernard Haloho juga menambahkan, pernyataan tersebut mereka keluarkan menyusul seruan dari peserta unjuk rasa untuk menurunkan Presiden Joko Widodo.
Bernard pun menyayangkan masa transisi demokrasi yang sudah berjalan baik, kemudian dirusak oleh kepentingan-kepentingan kekuasaan sejumlah elite.
Bernard mengungkapkan aksi unjuk rasa yang berjalan sejak kemarin merupakan kemunduran dari proses reformasi 1998.
Bila hal seperti ini terus dibiarkan, kata Bernard, maka akan mengarah pada disintegrasi bangsa dan mengancam keutuhan NKRI.
Berikut lima poin yang diserukan oleh Rumah Gerakan 98:
Pertama, mengutuk segala bentuk kekerasan dan mereka yang anti-demokrasi.
Kedua, semua masyarakat tidak terpancing isu SARA.
Ketiga, tokoh masyarakat serta akademisi bisa bekerja sama menciptakan situasi kondusif di lingkungan masing-masing.
Keempat, mengingatkan pimpinan MPR dan DPR untuk tidak mengajak dan memberikan ruang gedung MPR dan DPR untuk diduduki massa.
Baca juga: Demo 4/11 Rusuh : Penjarah Minimarket di Penjaringan Mayoritas Masih Remaja
Kelima, meminta Kepolisian RI menindak tegas, independen, dan tidak terpancing provokasi politik dalam mengusut dugaan penistaan agama. (Yayan – www.harianindo.com)