Damaskus – Kementerian Luar Negeri Suriah pada Rabu (26/10) membantah pasukan pemerintah menggunakan senjata kimia selama pertempuran berkecamuk di negara yang dilanda perang itu.
Sebagaimana diberitakan SANA pada Kamis (27/10/2016), pernyataan kementerian tersebut membantah “tuduhan” yang disampaikan belum lama ini dalam laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (Organization for the Prohibition of Chemical Weapons/OPCW), yang menuduh pasukan Suriah melancarkan serangan gas ke gerilyawan di Provinsi Idlib di bagian barat-laut Suriah pada Maret 2015.
“Pemerintah Suriah membantah semua tuduhan di dalam laporan itu, menekankan komitmennya pada semua janji yang dibuat ketika Suriah bergabung dengan kesepakatan Konvensi Senjata Kimia,” kata kementerian.
Kementerian menyatakan Pemerintah Suriah telah berulang kali membantah semua tuduhan yang diedarkan oleh beberapa departemen negara Barat dan alat mereka mengenai penggunaan senjata kimia dalam perang melawan gerilyawan.
Senjata kimia diduga telah digunakan di beberapa daerah di Suriah dalam beberapa tahun belakangan, dan pemerintah serta gerilyawan saling melempar tuduhan.
Baca juga: Berita Internasional : Italia Tengah Dilanda Gempa Berkekuatan 5,4 SR
Sebanyak 1.400 orang tewas ketika beberapa daerah yang dikuasai gerilyawan di pinggiran Ibu Kota Suriah, Damaskus, diserang oleh roket yang berisi bahan kimia sarin pada 21 Agustus 2013. Oposisi dan Pemerintah Suriah saling melempar tuduhan.
Pada tahun yang sama, serangan bahan kimia dilancarkan ke Kota Al-Asal, yang saat itu dikuasai pemerintah, di pinggiran Aleppo, yang membuat beberapa prajurit Suriah dan warga sipil tewas atau menderita sesak nafas. Pemerintah menuduh gerilyawan, yang pada gilirannya membantah tuduhan itu. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)