Bandung – Tudingan praktik pungutan liar (pungli) kepsek oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil semakin menguat. Kali ini giliran para kepala SMA kompak unjuk gigi melakukan serangan balik terhadap Emil dan para pejabat Disdik Kota Bandung.
Tidak mengherankan apabila para kepala sekolah ini geram, karena Emil- sapaan akrab Ridwan Kamil merekomendasikan pemberhentian lima kepala SMA. Salah satunya SMA 9 Kota Bandung yang diduga melakukan gratifikasi atau pungli.
Drs Agus Setia Mulyadi selaku Kepala Sekolah SMA 9 Kota Bandung menanggapi hal tersebut. Menurutnya, tidak mengerti tudingan Pemkot Bandung perihal kasus pungli. Padahal, Lembar Hasil Pemeriksaan (LHP) sama-sekali belum dikonfirmasi pihak sekolah.
“Saya prihatin saja, mestinya LHP disampaikan dulu pada kami, kesimpulannya seperti apa, kemudian klarifikasi. Jangan ujug-ujug rekomendasi berhenti,” ucapnya kepada Radar Bandung saat ditemui di ruangan kerjanya, Jumat (21/10/2016).
Agus menambahkan, bila menelisik adanya pungli di SMA 9 Bandung, pihaknya mempertanyakan apa yang menjadi latar belakang tudingan tersebut.
Pertama, iuran rutin peserta didik baru sudah sesuai mekanisme, kemudian soal buku di sini (sekolah) tidak ada jual beli dan juga penjualan seragam sekolah dikelola pihak koperasi itupun sifatnya yang baju berlogo seperti batik, sedangkan pakaian putih abu diserahkan kepada orang tua siswa.
“Semua pengelolaan diurus koperasi yang melibatkan semua unsur mulai dari guru, TU, bahkan siswa. Kami sudah terapkan transparansi, apapun itu,” terangnya.
Baca juga: Sudah Punya 200 Posko, Anies Klaim Dukungan Untuk Dirinya Semakin Solid
Selain itu, sambung Agus, perihal mutasi siswa dilakukan sesuai norma dan aturan misalnya kewajiban disamaratakan mulai membayar iuran peserta didik baru Rp 4,5 juta dan iuran perbulan Rp 300 ribu. (Yayan – www.harianindo.com)