Jakarta – Banyak orang yang memiliki rasa penasaran terkait tentang isi Surat Al-Maidah 51, khususnya tentang makna dari kata “auliya”. Rasa penasaran tersebut muncul lantaran terkait dengan isu SARA yang heboh belakangan ini. Oleh sebab itu, seorang Ulama MUI, Tengku Zulkarnain menanyakan kepada para murid dan teman-temannya yang berada di Arab Saudi.
“Kalau mau sebetulnya gampang mencari makna atau arti kata ini, tinggal buka kamus Bahasa Arab yang kredibel, kita akan tahu sederet arti kata “auliya” ini. Tapi sebagai antropolog, saya harus menggali data dan informasi dengan bertanya kepada orang bukan pada buku/kamus,” kata Zulkarnain.
Ketika dirinya bertanya kepada temannya dan muridnya disana itu, mereka terlihat agak kaget. Mereka kaget ketika dirinya bertanya tentang pengertian dari kata atau penggunaan kata “auliya” oleh masyarakat Arab/Saudi kontemporer.
Mereka menjawab, kata ini adalah Bahasa Arab klasik (fushah) yang sudah jarang digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Kalaupun kata ini digunakan, penggunaanya dalam konteks yang sangat spesifik dan mengandung arti/makna spesifik seperti:
- Pertama, ayah, ibu, paman atau siapa saja yang menjaga, mengasuh, melindungi, dan mengurus anak. Atau jika anak itu tidak punya ayah-ibu (yatim-piatu) sehingga diurus oleh negara atau pemerintah, maka pemerintah itulah sebagai “auliya” (legal guardian) karena telah mengurus anak tadi. Orang Saudi kalau melihat ada anak kecil sendirian di jalan tanpa orang dewasa, maka mereka akan tanya: “Aina wali amrik” (“Mana walimu”?).
-
Kedua, kata “auliya” juga berarti “wali murid”. Dalam surat-surat formal dari sekolahan misalnya tertulis: “Ila auliya al-umur” (“Kepada para wali murid”).
- Ketiga, orang-orang saleh dan alim yang dekat dengan Allah. Di Indonesia misalnya ya Walisongo atau siapa saja yang dianggap saleh dan alim oleh kaum Muslim.
- Keempat, teman atau sekutu.
“Kalau untuk pemimpin pemerintahan seperti presiden, gubernur, walikota, dlsb, kata apa yang digunakan?,” tanya Zulkarnain kembali.
“wulah” (jamak dari “waa-lii” kalau “auliya” jamak dari “wa-lii”),” jawab mereka.
Contoh dari kata “wulah” ini adalah sultan (seperti di Oman), raja atau malik (seperti di Saudi), amir (seperti di Qatar), hakim, gubernur, walikota atau umdah, dlsb.
(bimbim – www.harianindo.com)