Madiun – Baru-baru ini, oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan kekerasan kepada Jurnalis NetTV di Madiun, Jawa Timur, Sony Misdanto. Ketika itu, Sony tengah meliput kericuhan antara sejumlah anggota TNI AD dengan peserta konvoi Sura Agung yang terjadi di depan Markas TNI AD di Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu, (2/10/2016). Luka-luka pun harus diterima oleh Sony. Bukan hanya itu, kameranya pun juga rusak.
Sony pun menceritakan kronologisnya. Awalnya dia hendak pulang usai meliput bangunan minimarket yang roboh dengan mengendarai sepeda motor. Ketika di lampu merah depan Markas TNI AD, rombongan konvoi Sura Agung dari sebuah perguruan silat itu menabrak kendaraan yang ditunggangi seorang ibu.
“Saya pulang berbarengan dengan rombongan arak-arakan Sura Agung sebuah perguruan. Arak-arakan itu menabrak ibu-ibu pengendara yang berhenti di lampu merah. Spontan saya ambil kamera untuk ambil gambar momen kecelakaan itu,” kata Sony.
“Kemudian anggota TNI dan polisi lari mengamankan kecelakaan itu, warga juga ada yang datang. Tiba-tiba ada anggota TNI yang memukul anggota arak-arakan, karena sebelumnya juga ada arak-arakan yang menabrak anggota,” lanjut Sony.
Dalam kesempatan langka tersebut, Sony lantas mengeluarkan kameranya dan mengambil gambar momen ketika oknum anggota memukuli peserta konvoi tersebut.
“Lalu dari belakang ada anggota merangkul saya. Saya ditanya, ‘Kamu siapa?’, saya bilang wartawan NetTV sambil menunjukkan kartu pers. Saya lalu dibawa ke Pospam (pos pengamanan),” ujarnya.
Di Pospam, petugas meminta Sony agar menghapus gambar pemukulan anggota ke peserta konvoi. Dia juga dimintai keterangan serupa interogasi. Tak berapa lama kemudian, petugas Provost mengamankannya ke rumah warga. Dia lalu dibawa ke Datasemen Polisi Militer (Denpom) Madiun.
Akibat pemukulan itu, Sony mengaku mengalami luka lebam di bagian wajah. Peralatan liputannya berupa kamera juga rusak parah.
“Anggota makin banyak marah-marah dan sebagainya. Tiba-tiba ada yang mukul helm saya pakai besi. Seketika keadaan gelap. Ada juga yang mukul kena pipi, dan tendangan dari belakang,” ujar Sony.
“Karena saya merasa pusing, saya minta diantar ke rumah sakit. Diantar oleh Komandan 501 (Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha) dan Wakapolres,” ujarnya.
“Pak Dandim sudah menemui saya. Dandim sudah meminta maaf dan beliau menyampaikan bahwa kejadian itu karena ada kesalahpahaman,” katanya.
(bimbim – www.harianindo.com)