Jakarta – Stres tidak hanya memberi efek samping pada psikis, namun juga kesehatan fisik.
Berikut ini, contoh efek samping yang ditimbulkan oleh stres, seperti dilansir dari metrotvnews.com, Minggu (11/9/2016).
1. Kuku menjadi jelek
Tekanan yang berat dapat membuat secara refleks memunculkan yang disebut garis Beau ini pada kuku.
“Jika Anda tegang secara emosional, tubuh menggeser energi, dan menganggap sel kuku adalah prioritas utama,” ujar Whitney Bowe, MD, seorang dermatolog di new York.
Untuk itu, sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung protein (daging, ikan, telur, susu, dan kacang), asam lemak omega 3 dan vitamin B (salmon dan alpukat) untuk memperkuat kuku. Anda juga bisa meminta resep pelapis kuku pada dokter.
Untuk mencegah pengelupasan, gosoklah minyak bunga matahari atau almond pada kutikel untuk melindungi dan melembabkan kuku.
2. Flu tak kunjung sembuh
Penelitian dari Carnegie Mellon University menemukan bahwa stres dapat melipatgandakan peluang seseorang terkena flu. Ketika kita berada di bawah stres, tubuh memompa keluar kortisol, yang berinteraksi dengan sel-sel darah putih (yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh).
Obat-obatan seperti antihistamin dapat membantu meredakan gejala tersebut. Namun, penyakit ini berasal dari virus, yang artinya tak ada yang bisa menghentikannya. Cobalah tidur cukup (minimal 7 jam semalam) dan meditasi.
Sebuah penelitian Annals of Family Medicine menemukan bahwa kedua hal tersebut dapat mengurangi keparahan sebanyak 60 persen dan durasi infeksi sebanyak 43 persen.
3. Gatal
Saat mengalami tekanan, menarik napas dalam-dalam adalah hal yang wajar. Namun, terkadang tubuh mengeluarkan karbon dioksida terlalu banyak sehingga mengubah keasaman dalam darah. Hal tersebut menyebabkan kesemutan pada daerah kaki, tangan, atau mulut.
Oleh karena itu, sebaiknya keluarkan sedikit oksigen saja. Tahan napas selama 10 menit dapat membantu sedikit.
4. Perut bergejolak
Otak dan perut terhubung melalui saraf dan hormon dalam saluran otak-usus. Emosi yang intens dapat mematikan neurotransmitter sehingga usus berkontrkasi lebih keras (yang dapat menyebabkan diare) atau lebih lambat (sembelit). Stres juga dapat memicu sakit maag karena asam lambung naik ke kerongkongan.
Agar hal tersebut tak terjadi, cobalah hindari makanan pedas saat sedang stres, dan usahakan berolahraga. Peningkatan suasana hati karena endorfin yang dihasilkan dari olahraga dapat mengimbangi masalah perut karena stres sebelum terjadi.
“Jika tak bisa ditangani dengan hal itu, cobalah konsumsi obat anti-depresi dan probiotik,” kata Roshini Raj, MD, seorang gastroenterologist di NYU Langone Medical Center.
5. Otot kaku dan nyeri
“Ketika tubuh merasakan bahaya, otot tegang,” kata ,” kata Sally Winston, pemimpin Anxiety and Stress Disorders Institute di Maryland.
Hal tersebut dapat menyebabkan sesak dan nyeri di leher, punggung, dan bahu.
Peregangan dapat sedikit mengatasi kekakuan tersebut. Letakkan tangan Anda di belakang kursi dan putar tubuh Anda ke berbagai arah untuk melemaskan otot. Duduklah dengan tegak. Dengan demikian suasana hati pun ikut membaik. (Yayan – www.harianindo.com)