Jakarta – Rokok elektronik kini sedang menjadi tren. Sebab, rokok tersebut diyakini lebih menyehatkan. Beberapa orang pun memilih rokok elektronik sebagai alternatif. Sayangnya, rokok elektronik justru lebih berbahaya bagi kesehatan.
Sebagaimana diberitakan WEBMD pada Kamis (21/7/2016), penelitian pada sel kultur di laboratorium, diketahui kandungan toksik dan partikel nano dalam rokok elektronik menyebabkan 85 persen sel yang diteliti mati. Hal ini disebabkan oleh kandungan dalam rokok elektronik yang membunuh lapisan atas sel kulit di rongga oral, atau bagian antara gigi dan gusi.
Para peneliti dari Universitas California, Los Angeles, juga akan melanjutkan penelitian ini pada manusia. Jika hasilnya konsisten, artinya rokok elektronik bisa meningkatkan penyakit mulut. Meski rokok jenis ini tidak mengandung nikotin namun penelitian menemukan adanya zat-zat lain yang bersifat racun.
Zat yang bersifat karsinogen dalam rokok elektronik, yaitu formaldehida. Selain itu ada juga zat berbahaya seperti diacetyl, penyedap yang dikaitkan dengan penyakit paru-paru. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)