Nice – Pihak kepolisian Prancis akhirnya berhasil mengungkap identitas sopir truk maut yang menabrakkan truknya secara serampangan ke arah kumpulan warga yang sedang menikmati pertunjukkan kembang api di perayaan Bastille Day pada Kamis (14/7/2016) malam waktu setempat.
Sebanyak 84 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Diantara para korban tersebut ada dua orang anak yang ikut tewas dan 50 orang anak lainnya saat ini masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
Dikutip dari Daily Express, Jumat (15/7/2016), pelaku teror truk maut itu bernama Mohamed Lahouaiej Bouhlel. Pria berusia 31 tahun ini adalah pendatang dari Tunisia yang telah menjadi warga negara Prancis.
Bouhlel mempunyai satu orang anak berusia tiga tahun. Ia mengemudikan truknya dari daerah perbukitan di luar kota, sebelum akhirnya masuk ke pusat keramaian di kota Nice. Di sana, ia diketahui memarkir truk yang telah ia sewa dua hari tersebut selama kurang lebih 9 jam sebelum kemudian menabrakkannya ke arah warga. Kepada polisi ia mengatakan bahwa dirinya sedang mengirim es krim.
Bouhlel sebenarnya telah masuk dalam catatan kepolisian karena kasus serangan bersenjata namun namanya tidak masuk dalam terduga jaringan teroris di aparat intelijen Prancis.
Setelah polisi berhasil menghentikan aksi Bouhlel dengan menembak mati dirinya, ditemukan senjata serbu laras panjang, sebuah pistol, dan satu granat tangan. Hingga kini belum ada informasi terkait hubungan Bouhlel dengan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Aparat kepolisian juga telah melakukan penggeledahan terhadap tempat tinggal Bouhlel di kawasan Abattoirs, Nice. Pihak keluarga Bouhlel juga sedang menjalani interogasi saat ini.
Kini penyidik sedang mencari informasi tentang bagaimana Bouhlel mendapatkan truknya dan apakah ada orang lain yang membantu rencana teror Bouhlel, Kamis lalu.
(Samsul Arifin)