Surabaya – Apakah Anda pernah menonton Mission Impossible ketika mengendalikan pesawat terbang dari jarak jauh? Apakah Anda pun pernnah berimajenasi mengoperasikan komputer tanpa menyentuh mouse atau keyboard? Ya, memang hal tersebut sangat mustahil.
Namun, Danish Margoya Putra Jatmiko berhasil mewujudkan hal tersebut. Semuanya berkat penelitian yang dilakukan. Nah, scene film yang menginspirasinya adalah saat polisi yang membeberkan data-data melalui layar komputer virtual. Cukup dengan sedikit aba-aba atau gerakan tangan, tanpa menyentuh komputer, data-data itu sudah terpapar dengan gamblang.
Mahasiswa Institut Sains Terapan dan Teknologi Surabaya (iSTTS) itu pun menuangkan rasa penasarannya pada sebuah penelitian. Menurut Danish, bisa jadi teknologi sebagaimana di film-film yang disaksikan itu sudah ada. Namun, bisa juga hanya sebuah fantasi.
Pengembangan pun dilakukan mahasiswa S-1 teknik informatika tersebut. Hasilnya, Danish berhasil membuat tugas akhir dengan judul implementasi pengenalan bentuk tangan untuk mengendalikan mouse dan keyboard.
’’Kegunaannya untuk menggantikan peran mouse dan keyboard,’’ jelasnya. Danish kemudian memperagakan cara kerja hasil penelitiannya. Dia berdiri di depan layar laptop dengan jarak 0,8–1,8 meter.
Di sebelah laptop itu terhubung Kinect. ’’Alat ini sama seperti webcam, tapi ini ada infrared-nya,’’ katanya. Alat tersebut berfungsi mendeteksi jarak dan keberadaan benda di sekitarnya.
Alat tersebut lantas menerjemahkan genggaman tangan itu menjadi fungsi menggeser kursormouse. Saat tangan Danish menunjukkan kelingking, perintah langsung berganti menjadi klik kanan.
’’Kalau telunjuk jadi klik kiri. Kalau jempol jadi perintah tekan,’’ paparnya. Perintah-perintah berdasar bentuk tangan itu, lanjut Danish, sebelumnya direkam dan di-input ke komputer.
Dengan begitu, proses menerjemahkan perintah pun jadi lebih mudah. Total ada 31 bentuk tangan yang direkam Danish dan di-input ke komputer.
Dalam penelitiannya, Danish dibimbing Erick Pranata. Danish menuturkan, tugas akhir tersebut membutuhkan waktu dua bulan untuk pengerjaan.
Selain berkonsultasi dengan dosen, dia belajar secara mandiri melalui buku dan YouTube. Erick Pranata, dosen teknik informatika iSTTS, menyebutkan bahwa data kamera dan infrared mengirim gerak serta mendeteksi bentuk tangan Danish pada sistem.
Kemampuannya bisa sampai 30 gambar per detik. Ke depan, lanjut Erick, pengembangan teknologi tersebut bisa beragam.
Selain untuk game, presentasi tanpa mouse ataupun keyboard bisa membantu dunia kedokteran. Dia mencontohkan, dokter yang tengah melakukan tindakan medis, tetapi butuh melihat data atau foto organ di layar komputer.
Nah, melalui pengembangan alat itu, dokter cukup melambaikan tangan tanpa harus mengganggu proses tindakan. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)