Jakarta – Ibadah puasa di bulan Ramadhan memiliki manfaat kesehatan. Namun, bagi para diabetesi (penderita diabetes), berpuasa dapat memicu komplikasi.
Puasa dapat membuat tubuh Anda mengalami hipoglikemia atau penurunan gula darah. Itu sebabnya, diabetesi yang hendak berpuasa sebaiknya berada di bawah pengawasan dokter.
Sebuah laporan dari Diabetes Control and Complications Trial menyebutkan, hipoglikemia menyumbang dua hingga empat persen kematian bagi penderita diabetes tipe 1.
Tidak hanya hipoglikermia, para penderita diabetes juga memiliki risiko untuk hiperglikemia atau lonjakan kadar gula darah jika tidak ada kontrol terhadap makanan saat berbuka puasa.
Lantas, bagaimana diabetesi bisa menjalani puasa dengan sehat dan aman? Berikut dijelaskan Dr Eva Kurniawati, M. Gizi, SpGK, ahli Gizi dari Rumah Sakit Pelni, Jakarta.
“Pada prinsipnya, selama puasa pasien harus mendapatkan kalori yang cukup, dan porsi yang seimbang untuk mencegah hipoglikemia. Nah, saat berbuka, asupan karbohidratnya harus dibatasi,” ucap Eva seperti dilansir dari metrotvnews.com, Selasa ( 7/6/2016).
Berbuka puasa bagi diabetisi disarankan minum air putih, bukan minuman yang mengandung gula seperti sirup, teh manis, atau pun jus buah dalam kemasan.
“Kalau mau yang manis, lebih baik makan kurma 1-2 buah. Kalau masih lapar, boleh makan buah potong. Asalkan tidak lebih dari 200 kalori,” ujar Eva.
“Saat berbuka puasa, konsumsi 40-50 persen makanan dari kebutuhan kalori harian. Untuk kudapan, asupan yang dperbolehkan yakni sekitar 10-20 persen dari kebutuhan kalori harian,” kata Eva.
Sebelum tidur, konsumsi yoghurt atau susu rendah lemak. Sahur makan lengkap kembali dengan porsi 30-40 persen dari kebutuhan kalori harian. Dengan rincian, porsi karbohidrat sebanyak 45-50 persen. Pilih yang memiliki indeks glikemik rendah dan tinggi serat, serta hindari makanan dari olahan tepung. Misal, ayam tanpa kulit, ikan, daging merah, telur, tahu, tempe, dan kacang-kacangan,” ucap Eva menjelaskan. (Yayan – www.harianindo.com)