Jakarta – Di awal tahun 2016 lalu, suhu perpolitikan di Jakarta mulai memanas meski gelaran Pilgub DKI 2017 masih setahun lagi. Sebagai calon petahana, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok) termasuk yang mempersiapkan kemenangannya sejak jauh hari.
Ketika sejumlah lawan politik mulai bermunculan, banyak yang bertanya-tanya siapa calon wakil gubernur yang bakal mendampinginya. Ahok, sapaan Basuki, memilih nama Djarot Saiful Hidayat, wakil gubernur yang saat ini mendampinginya. Ahok merasa sudah cocok bekerja dengan mantan wali kota Blitar itu.
Untuk memuluskan keinginannya itu, Ahok pertama kali menyampaikan nama Djarot pada Teman Ahok, relawan yang membantu mengumpulkan KTP warga DKI sebagai dukungan.
“Saya panggil kalian bukan karena sudah dekat 1 juta (KTP), tapi karena kalian sudah mau nyalonin (wagub). Saya juga pertama kali namanya ketemu Singgih dan Amalia. Saya tanya sama dia, dia bilang gini, ‘oh enggak pak. wakil mah terserah bapak’ kalau gitu aku sudah cocok sama Djarot. Saya Djarot ya, ‘Oh gak apa-apa pak! Kita enggak apa-apa pak.’ Oke dong,” cerita Ahok kepada awak media di ruang kerjanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (31/5/16).
Ahok pun sempat tenang lantaran dapat berpasangan kembali dengan Djarot. Namun, Teman Ahok kembali bertanya apakah PDI-P sudah pasti mendukung Ahok di Pilgub DKI. Meskipun, kata Ahok, para relawan sudah mengetahui bagaimana kedekatan mantan bupati Belitung Timur itu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Dalam hitung-hitungannya pula, peluang menang lebih besar jika diusung PDI-P yang memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta sehingga tidak diperlukan koalisi.
“Terus pertemuan berikutnya, saya tanya kalau saya sama PDI-P bagaimana? Saya udah lama loh sama PDI-P dulu? Saya sama Bu Mega baik banget pasti Bu Mega kasih, saya dengan PDI-P enggak butuh koalisi nih. Tapi mereka bilang ‘bukan begitu pak, kami kan khawatir kalau partai enggak mau calonkan bapak bagaimana? Karena independen calonkan dulu’,” ujarnya menirukan kekhawatiran Teman Ahok.
Kemudian Ahok menantang Teman Ahok untuk mengumpulkan satu juta KTP sebelum menentukan strategi selanjutnya jika harus bicara dengan Megawati.
“Kalian kalau enggak dapat sejuta, gue ikut partai ya. Kan gue dah punya partai ngapain gue mau nunggu lu orang. Akhirnya oke. Terus kita kejar,” lanjut suami dari Veronica Tan tersebut. (Yayan – www.harianindo.com)