Jakarta – Bank Indonesia (BI) khawatir melonjaknya harga bawang merah berubah menjadi ancaman utama bagi kenaikan berbagai bahan kebutuhan pokok. Sebab, harga bawang merah yang melonjak berdampak pada kenaikan harga komoditas lain. Begitu pun sebaliknya.
”Apabila harga bawang merah turun, maka harga-harga lain akan turun. Tapi kalau bawang merah ini naik, maka harga bahan kebutuhan pokok seperti cabai merah, bawang putih, hingga daging ayam juga akan ikut naik,” kata Agus di kantor pusat BI, Jakarta, Senin (25/4/2016).
Pada Maret 2016, harga bawang merah melonjak 30,86 persen. Bawang merah pun turut andil 0,16 persen jika dibandingkan dengan inflasi Maret 2016 sebesar 0,19 persen.
”Ini karena seiring dengan berakhirnya musim panen dan musim hujan. Bawang merah pada Maret 2016 terjadi kenaikan 30,86 persen. Dari inflasi 0,19 persen di maret, 0,16 persen itu karena bawang merah,” kata Agus.
Bahkan, selama lima tahun ini, harga bawang merah telah meningkat 79 persen. Jika pemerintah diam saja, target inflasi pada 2016 tidak tercapai karena melonjaknya harga bawang merah.
”Dalam lima tahun terakhir inflasi bawang merah telah mencapai 79 persen month to month pada Maret 2013, 60 persen month to month pada Juli 2013. Dan 35,7 persen pada Desember 2015,” ungkap Agus.
Dengan demikian, jika belum bisa dikontrol, bawang merah tetap sebagai salah satu ancaman inflasi bagi pemerintah. Bahkan, ancaman tersebut lebih besar daripada inflasi kenaikan harga BBM beberapa tahun silam. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)