Paris – Laurence Rossignol selaku Menteri Hak-Hak Perempuan Prancis membuat sebuah pernyataan kontroversial di media sosial Twitter. Ia menyamakan muslimah yang berjilbab dengan tindakan perbudakaan.
Sejumlah protes keras pun dilancarkan oleh netizen. Berikut komentar-komentar tersebut seperti dilansir dari Aljazirah (Kamis, 31/3/2016):
“Apa obsesi Prancis dengan jilbab. Ini cukup sederhana, serahkan semua pada perempuan untuk memutuskan dan berhenti memolitisasi itu,” ujar akun Twitter @Nomad_LDN.
“Menteri Prancis #LaurenceRossignol: jilbab wanita Muslim seperti “negro mendukung perbudakan”. Malu jika Presiden tak memecatnya,” kata akun Twitter @yasserlouati.
“@RMCinfo @laurossignol Saya mengenakan jilbab dan saya wanita yang bebas, kuat dan intelektual, kamu, terlalu dengan ketidaktahuanmu,” ujar akun Twitter MtiriHajer.
“Saya tak punya cukup kata-kata untuk mengekspresikan rasa jijik dan kemarahan saya pada hal-hal bodoh, rasis, tak benar, dan fanatik yang Laurence Rossignol katakan,” kata akun Nocole C.
“Sudah beberapa jam seorang menteri Prancis menggunakan kata N dalam siaran langsungnya di radio dan televisi. Masih belum ada pernyataan dari @fhollande dan @manuelvalls,” kata Aida Alami.
Petisi yang menyerukan menteri itu untuk mengundurkan diri pascakomentar rasialnya pun telah dibuat. Hanya selang beberapa jam semenjak diluncurkan, petisi telah mengumpulkan lebih dari 10 ribu tanda tangan. (Yayan – www.harianindo.com)