Jakarta – Belakangan ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau makin stabil. Arus modal asing yang makin deras mengalir membuar pasar keuangan dalam negeri kembali menguat, bahkan pada akhir bursa perdagangan pekan lalu dolarAS sempat berada di level Rp. 13.084, yang artinya sedikit lagi bisa bergerak ke kisaran Rp. 12.000.
Berdasar pengamatan tim Harian Indo, Senin (7/3/2016), melihat perkembangan ini pasti banyak orang yang akan bahagia, sebab secara perlahan perekonomian Indonesia kembali pulih lebih cepat dari perkiraan dan investor juga tampaknya mulai optimis dengan perkembangan di Indonesia, namun jangan terlalu cepat bahagia.
“Ini bukanlah fenomena baru, karena juga pernah terjadi di 2010. Memang tidak bisa disalahkan, karena semua seolah-olah menjadi baik,” ujar pengamat ekonomi Chatib Basri, Visiting Fellow, University of California.
Fenomena ini memang cerita lama yang kembali terulang, bukan hanya kabar bahagia, namun juga resiko yang dibawa. Bayangkan, dalam dua bulan pertama 2016 dana asing yang masuk Indonesia mencapai Rp. 35 triliun. Hal ini sangat memungkinkan pergerakan dolar ke kisaran Rp. 12.000.
Namun perlu diingat, dana tersebut merupakan portofolio investasi di sektor keuangan yang bisa masuk dan keluar kapan saja tergantung dari pemilik dana. Jika pasar keuangan sedikit terguncang dikhawatirkan dana ini akan buru-buru keluar dan membuat perekonomian kembali labil.
“Itu risikonya, terserah mereka untuk keluar masuk kapan saja,” jelasnya.
—
Baca juga:
Dalam Waktu Dekat Rupiah Bisa Menguat Hingga Rp 12 Ribu Per Dolar AS
—
Di saat yang sama, ekspor Indonesia kemungkinan akan semakin lemah, sementara impor justru bertambah karena pemerintah yang sedang gencar melakukan pembangunan. Pembangunan yang dilakukan swasta serta bahan baku dari luar membuat defisit anggaran diprediksi akan melebar, seiring pula dengan realisasi penerimaan pajak yang tak mencapai target. (Rani Soraya – www.harianindo.com)