Jakarta – Smartphone berbasis sistem operasi Android disebut-sebut lebih mudah dibobol hacker dibanding iPhone. Kenapa? Usut punya usut ternyata sistem enkripsi Android hanya berlaku di sebagian kecil pada perangkat.
Seperti dilansir dari CNN, Senin (7/3/2016), sistem enkripsi pada gadget berbasis Android memang telah diperkenalkan Google sejak 2011 dan disematkan di balik beragam pengaturan. Namun ternyata sejak akhir 2014 Google menanyakan konsumen untum mengenkripsi ponsel atau tidak selama proses setup awal. Alhasil, banyak pengguna gadget Android yang memilih untuk tidak mengaktifkan sistem enkripsi karena dinilai lebih ribet.
Sebanyak 97 persen ponsel Android sebenarnya memiliki pilihan enkripsi, namun tak sampai dari 35 persen pengguna yang mengaktifkannya. Pengguna baru diwajibkan mengaktifkan sistem enkripsi pada versi terbaru Android Marshmallow, namun OS ini baru tersedia pada 1,2 persen gagdet berbasis Android untuk saat ini.
Bandingkan dengan iPhone yang telah menerapkan sistem enkripsi yang lebih merata. Untuk iOS 8 dan 9 telah memiliki enkripsi default untuk seluruh datanya. Hal ini karena Apple memegang kendali penuh, beda dengan beberapa software yang disediakan Google yang bersifat open source. Jadi intinya pengguna Android harus lebih peka dan mengaktifkan sistem enkripsi pada gadget jika tidak ingin mudah dibobol hacker. (Rani Soraya – www.harianindo.com)