Jakarta – Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Prof DR Nazaruddin Sjamsuddin, MA., memberikan kultweet terkait dengan Gubernur Ahok jika kembali memimpin DKI Jakarta pada pilgub tahun depan. Pria yang juga mantan terpidana korupsi di tahun 2005 ini tampak terlihat sini terhadap suatu etnis tertentu.
Seperti pantuan tim harianindo pada situs twitter, Senin (25/1/2016), berikut ini isi Kultwit dari Nazaruddin Sjamsuddin :
“1. Friends, ayo kita bincang2 ttg perkembangan kota Jakarta di masa depan yg tdk terlalu jauh, dan lingkungan politiknya.
2. Dlm 10 tahun ke depan, menurut saya, Jkt punya potensi untuk berkembang dan maju seperti S’pore. Mungkin Jkt akan menjadi S’pore kedua.
3. Lihatlah bgmn S’pore hari ini: lingkungannya sangat teratur dan cantik, tertata dg baik, udaranya bersih dan perumahan tdk kumuh.
4. Kotanya sangat aman, kehadiran polisi sangat terasa 24 jam. Jarang ada gangguan keamanan. Berita perampokan jadi sangat menghebohkan.
5. Jalanan tdk macet dan aturan lalin dipatuhi, termasuk tdk ada supir atau penumpang mobil yg buka jendela lalu buang sampah seenaknya.
6. Pedestriannya bagus, fungsional dan sangat nyaman bagi pejalan kaki; tdk ada warung atau org cuci mobil atau tambal ban di trotoar.
7. Semua itu bisa terjadi lantaran hukum benar2 ditegakkan. Kalau ada warga dan pendatang berani melanggar hukum, minimal akan kena denda.
8. Karena itu org sering memplesetkan julukan S’pore “a fine city” (kota cantik) menjadi “kota denda”. Ancaman denda yg mahal ada di mana2
9. Buang sampah sembarangan kena denda. Makan permen karet saja pasti didenda; karena itu tdk ada org yg jual permen karet di sana.
10. Bahkan warga yg ke Johor (Malaysia) dg mobil, kembalinya dilarang mengisi tangki mobil dg penuh. Yg berani langgar, tahu sendiri.
11. Itu karena harga bensin di Malaysia lbh murah daripada di S’pore.
12. Saking ketatnya hukum di sana, org tdk berani melanggar. Bayangkan sj, org Indonesia begitu sampai di S’pore langsung taat hukum! Hehe.
13. Betapa tdk, hukum S’pore tdk pandang bulu. Dulu pernah ada bocah AS mencoret2 mobil org di parkiran, dia kena ancaman hukuman cambuk.
14. Kedubes AS protes keras lantaran warganya itu belum dewasa. Pemerintah S’pore cuek saja. Sang anak tetap dicambuk.
15. Jadi, orang Amerika sj dibegitukan, apalagi orang Indonesia.
16. Senang kan kalau Jkt bisa seperti S’pore?
17. Dan itu tdk akan lama lagi. Singkatnya setelah 2017, kalau Ahok terpilih lagi jadi Gubernur DKI.
18. Saya perkirakan, nanti Jkt akan diperindah. Daerah kumuh akan dihapus; di sana nanti akan dibangun high rising apartments.
19. Trotoar yg skrg ini dlm bentuk asal bangun, nanti akan dibenahi. Motor tdk boleh lagi melintasi, shg mengganggu pejalan kaki.
20. Mobil dan bis tdk boleh lagi parkir di trotoar spt sekarang. Tukang jualan dan bangunan2 yg tdk pantas ada di sana akan digusur.
21. Maaf, berhenti dulu ya, mau siap2 shalat subuh. Insya Allah nanti kita sambung lagi. See you.
22. Mari kita lanjutkan. Kemacetan Jkt diatasi lbh cepat, tdk cukup dg hanya membangun infrastruktur, tetapi jg dg cara2 lain.
23. Semua cara itu bertujuan untuk menghambat arus masuknya mobil dan motor ke dalam kota.
24. Untuk itu para pengguna mobil pribadi dan motor akan “dipaksa” naik kendaraan angkutan umum massal, termasuk MRT.
25. Dlm hubungan ini, biaya operasional kendaraan pribadi dan motor akan dibuat mahal, sekaligus jg untuk menambah isi kocek Pemerintah DKI.
26. Tarif parkir akan dibuat mahal, minimal Rp10 rb/jam untuk mobil dan Rp5 rb/jam untuk motor. Ini belum lg biaya ERP di jalan2 tertentu.
27. Apalagi ya? Itu loh, BBM untuk mobil dan motor anda perlu jg dikenakan pajak daerah, biar anda kapok, shg mau naik MRT/LRT dan TransJkt.
28. Jkt jg akan menjadi kota mahal seperti S’pore, shg tdk mungkin didiami oleh org2 dg penghasilan pas2an, apalagi berpenghasilan rendah.
29. Sayangnya sebagian besar dari mereka adalah kaum pribumi, termasuk pegawai negeri.
30. Maka akan terjadi pergeseran warga, yaitu kaum pribumi, ke pinggiran kota, spt Bekasi dan Depok (terutama Citayam dan Bojonggede).
31. Tidak percaya? Lihat saja, bgmn warga dg penghasilan pas2an menjerit karena tarif PBB yg meningkat terus.
32. Di tempat saya, misalnya, dalam 2 th terakhir naik sampai 100% menjadi Rp9 juta.
33. Ujung2nya nanti, mereka2 yg tdk sanggup lg bayar PBB yg melangit itu akan terpaksa menjual rumah mereka dan keluar dari Jkt.
34. Dan itu termasuk saudara2 kita org Betawi asli, dan Betawi2 non-kultural spt kita2 ini.
35. Tetapi jgn kuatir, kaum pribumi nanti tdk akan susah menjual rumahnya, termasuk rumah warisan leluhur.
36. Sebab, saudara2 kita yg etnis Cina akan bersedia membelinya. Mrk punya kemampuan utk itu, karena income mereka lbh tinggi dp pribumi.
37. Tetapi andaikata mrk tdk mampu jg, msh ada yg akan datang dari negeri leluhur sana utk membeli.
38. Dalam hal ini Pemerintah jg siap memfasilitasi. Skrg org asing sudah boleh memiliki rumah di sini utk masa 80 tahun.
39. Masa segitu lama tentu sdh lebih dari cukup utk memasukkan 10 juta org dari negeri leluhur.
40. Masih ada cara lain utk menyingkirkan kaum pribumi dari Jkt, termasuk dari apartemen2 yg menggantikan daerah2 kumuh.
41. Dlm kaitan ini, para pengembang etnis Cina menaikkan service charge sampai bbrp ratus persen, spt di Kalibata City.
42. Ini tentu memberi dampak naiknya harga sewa, yg tentu saja sangat memberatkan bagi tenants yg sebagian besarnya adalah pribumi.
43. Akibatnya, tentu mereka hrs mencari hunian yg lebih murah di daerah2 pinggiran di Depok dan Bekasi atau Tangerang. Tersingkir lagi!
44. Ini akan menyebabkan para pemilik apartemen tsb, investor kecil2an pribumi, terpaksa menjual aset mereka kpd investor modal kuat, Cina.
45. Hilang satu lagi kesempatan bisnis kaum pribumi dg segala dampak ekonominya.
46. Sama halnya dg S’pore, prediksi saya, penduduk mayoritas Jkt nnt adalah kaum non-pribumi.
47. Nanti bisa sj terjadi ada pengalokasian warga di apartemen dan perumahan2, misalnya pribumi sekian persen dan non-pri sekian persen.
48. Kalau ini terjadi, bisa saja nanti penduduk pribumi di Jkt dipencar2kan, seperti di S’pore, shg sulit menguasaii Dapil.
49. Tidak mustahil hal ini akan terjadi pada periode kedua Ahok jadi gubernur, 2017-2022.
50. Dan kalau itu terjadi, maka besar kemungkinan Gubernur DKI 2022-2027 berasal dari kalangan Cina juga.
51. Apabila perkembangan spt ini terjadi juga di kota2 besar kita lainnya, maka politik negeri ini akan dikuasai non-pribumi, dst, dst.
52. Saat itu S’pore akan disaingi oleh Jkt. Presiden kita nnt tdk perlu segan2 lg memakai nama Cina. Dan Ahok tdk perlu lg bernama Basuki.
53. Sekian, selamat pagi. Tabik.”
(Rini Masriyah – www.Harianindo.com)