Jakarta – Indonesia ternyata memiliki ribuan permasalahan yang berkaitan dengan agama, yang mana pelanggaran akan kebebasan beragama dan berkeyakinan, yang hingga 9 tahun ini belum terselesaikan. Data tersebut muncul dalam sebuah laporaan kebebasan/berkeyakinan di Indonesia 2015 yang diterbitkan oleh Setara Institute, Senin (18/2/2016).
Setara Institute menyatakan bahwa kekerasan agam yang diakibatkan salah satunya adalah intoleransi dapat berubah menjadi terorisme sebaga hasil akhirnya. Salah satu peneliti pada lembaga itu menuturkna bahwa setidaknya ada 2.498 pelanggaran yang terjadi dalam sembilan tahun terakhir ini.
Pada riset itu ditemukan fakta bahwa terdpat lebih dari 17 kejadian atau hampis sekitar enam pelanggaran keebasan beragama dan berkeyakinan per minggunya. Halil menuturkan bahwa intoleransi merupakan awal mula dari terorisme da terorisme ini adalah puncak dari intoleransi. Oleh karena itu, menurutnya membiarkan intoleransi itu sesungguhnya sama seperti merawat bibit-bibit terorisme.
Pada riset itu juga tercatat dalam sembilan tahun terakhir ada 346 ibadah yang mengalami gangguan yang rinciannya adalah 22 tempat ibadah aliran kepercayaan, 180 gereja, 5 pura, 14 vihara, 3 klenteng, dan 121 masjid aliran minoritas. (Rini Masriyah – www.Harianindo.com)