Jakarta – Setelah banyak kasus orang hilang akibat bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), organisasi ini langsung menuai sorotan media. Ken Setiawan selaku pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, menganggap Gafatar sebagai hasil perkembangan dari Lembaga Kerosulan dan NII, dan Isa Bugis.
Seperti dilansir dari detik.com, Kamis (14/1/2016), menurut pemaparan yang Ken sampaikan, awal mula berdirinya Gafatar ada sejarah yang melatarbelakanginya. Jauh sebelum ada NII, sudah ada beberapa organisasi ataupun lembaga kerosulan serupa seperti Isa Bugis pimpinan Panji Gumilang.
“Itu perpaduan dari berbaai organisasi, tidak perlu sholat dan puasa. Dimana rosul itu boleh meninggal, namun jabatannya akan tetap berlangsung seperti misalnya lurah. Itu sudah dilaksanakan dari jamannya Panji Gumilang dan Ahmad Musadeq,” jelas Ken Setiawan .
Awalnya Panji Gumilang dan Ahmad Musadeq sama-sama bergerak di bawah bendera NII. Namun Ahmad Musadeq kemudian menyingkir dan mendirikan gerakan bernama Al Qiyadah Al Islamiyah, dimana ia mengaku sebagai nabi baru.
—
Baca juga:
Meresahkan Masyarakat, Pimpinan Gafatar Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
Ahok Memuji Sikap Umat Muslim Di Jakarta Yang Menolak Gafatar
—
Namun gerakan yang digalakkan Ahmad Musadeq hanya berjalan sebentar. Pihak kepolisian menangkap Ahmad Musadeq dan memvonisnya dengan hukuman 2,5 tahun kurungan penjara dengan tuduhan penistaan agama.
Setelah itu muncullah Gafatar yang sudah belajar dari pengalaman NII dan Al Qiyadah Al Islamiyah. Ternyata Gafatar yang berkedok organisasi masyarakat justru berhasil dan mampu menarik simpati dari generasi muda. (Rani Soraya – www.harianindo.com)