Jakarta – Pemerintah memutuskan untuk tetap menjalankan kebijakan harga baru BBM pada hari ini, Selasa (5/1/2016), meskipun tidak ada pungutan dana ketahanan energi (DKE).
Meski demikian, masyarakat masih belum puas dengan harga keekonomian BBM yang ditetapkan pemerintah, walaupun DKE tidak jadi dipungut.
Seperti dilansir dari Okezone (Selasa, 5/1/2016), harga minyak mentah dunia yang telah berada di level USD 37 per barel dinilai masyarakat bisa menjadi satu alasan tersendiri bagi pemerintah untuk menurunkan harga BBM dengan persentase yang lebih besar dari yang terjadi saat ini.
“Harga BBM turun sudah baik. Tapi kan harga minyak mentah dunia sudah turun drastis. Masa hanya diturunkan Rp300-an. Seharusnya bisa lebih dari itu mengingat dampaknya bagi masyarakat,” tutur Ajat, salah stu pengguna BBM yang ditemui Okezone di SPBU Margonda, Depok.
“Harapannya turun Rp500 hingga Rp1.000. Jadi harganya antara Rp5.000 sampai Rp5.500, karena kalau untuk ke Rp4.000 lagi kan susah juga. Jadi sekitar Rp5.000-an kita harapkan. Kalau harga BBM dibawah Rp6.000 dampaknya akan dirasakan dari segi transportasi dan harga bahan kebutuhan pokok,” lanjut Ajat.
Pengguna BBM lainnya, Didi, mengutarakan harapan yang serupa dengan AJat, bahwa BBM seharusnya bisa turun sebesar Rp500 hingga Rp1.000.
“Bersyukur ya harganya bisa turun. Tapi ini masih terlalu tinggi untuk masyarakat kelas menengah ke bawah. Kira-kira turunnya Rp500 sampai Rp1.000 kalau bisa,” harapnya. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)