Jakarta – Sejak sekitar Jumat (25/12/2015) lalu, sosok Pak Ngah tengah menjadi buah bibir di media sosial Facebook, Twitter, maupun Instagram. Pasalnya, ia dianggap sebagai sosok yang bertanggungjawab atas etrsingkirnya Evi Masamba dari kompetisi D’Academy Asia (DAA).
Seperti dilansir dari Tribunnews (Minggu, 27/12/2015), dalam babak lima besar tersebut, Pak Ngah hanya memberikan nilai 80 untuk Evi. Hasilnya, Evi pun memiliki total nilai yang paling rendah bila dibandingkan dengan empat kontestan lainnya, yakni Danang (Indonesia), Lesti (Indonesia), Fitri Hiswady (Malaysia), dan Shiha Zikir (Malaysia).
Evi, yang merupakan perwakilan dari Indonesia, mendapatkan nilai serendah itu karena lupa akan lirik lagu yang ia nyanyikan di atas panggung. Dewan juri, yang terdiri atas Hetty Koes Endang, Mayuni, Hans Anwar, dan Pak Ngah, menganggap bahwa kesalahan itu adalah fatal. Mereka kemudian bersepakat bahwa kesalahan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap skor yang didapatkan Evi.
Meski semua juri sama-sama memberikan nilai yang cukup rendah, Pak Ngah dituding sebagai pihak yang paling rendah memberikan nilainya. Hasilnya, ia pun menjadi bulan-bulanan netizen di media sosial.
—
Baca juga
Komentator D’Academy Asia Mendadak Heboh Dengan Kehadiran Siti Nurhalizah
—
Sejumlah pihak pun menanyakan kredibilitas Pak Ngah sebagai juri dari DAA, yang merupakan kompetisi dangdut terbesar saat ini. Pak Ngah pun dinilai tak profesional dalam memberikan penilaian.
Anggapan ini tentunya tidak benar. Sebab, Pak Ngah merupakan orang yang sudah malang melintang di dunia musik. Pria yang berprofesi sebagai pencipta lagu, produser, composer, damn arranger tersebut telah banyak menelurkan karya-karya besar di dunia hiburan Malaysia. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)