Seperti ISIS, Teroris Indonesia Pimpinan Santoso Tusuk Korbannya Berulang Kali
19/09/2015
Jakarta – Kelompok teroris pimpinan Santoso semakin sadis membunuh warga Sulawesi Tengah. Tiga warga sipil yang berprofesi sebagai petani menjadi korban pembunuhan terkait teror tersebut.
Tiga korban itu di antaranya I Nyoman Astika (60), Hengky (50), dan satu jenazah yang diduga juga merupakan korban teror kelompok tersebut. Dari jasad korban ditemukan sejumlah luka tusuk.
Bahkan, saat ditemukan jasad I Nyoman Astika dan Hengky ditemukan tanpa kepala. Sedangkan satu jenazah lagi ditemukan dengan kondisi masih utuh.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, 2 orang warga sipil yang diduga dibunuh secara sadis oleh kelompok bersenjata Santoso bukan ditembak, melainkan dengan senjata tajam.
“Jadi tidak ada yang ditembak. Itu adalah orang-orang yang di pinggir hutan, yang ditemui di sana. Mereka ditemui oleh kelompok bersenjata, kelompok teroris Santoso. Kemudian ada yang dipenggal. Ada juga yang tidak,” ujar Badrodin di DPR Senayan, Kamis (17/9).
Badrodin mensinyalir aksi tersebut dilakukan guna meneror masyarakat sekitar, sekaligus bentuk balas dendam setelah rekannya menjadi korban baku tembak dengan Polda Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu.
“Ya itu aksi balas dendam sekaligus bikin teror untuk buat takut masyarakat,” pungkasnya.
Perilaku sadis teroris ini seperti para militan dari kelompok Negara Islam (IS), dulu dikenal sebagai ISIS. Berulang kali ISIS memenggal, salah satunya komandan mereka sendiri setelah dituduh menjadi agen badan intelijen Inggris MI6.
Abu Ubaida Almaghribi, kepala keamanan Negara Islam di Aleppo, utara Suriah, pernah bertanggung jawab atas sebuah penjara di mana jurnalis asal Amerika Serikat yang dipenggal beberapa waktu lalu James Foley dan sandera asal negara Barat lainnya ditahan, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Ahad (31/8).
ISIS juga menyebarkan video propaganda ke internet. Kali ini ISIS di Libya memperlihatkan pembunuhan terhadap 30 warga Kristen Ethiopia.
Selian itu ISIS menarik perhatian publik dunia dengan memenggal kepala arkeolog senior bernama Khaled Asaad (82). Setelah dipenggal, jasad Assad digantung di situs sejarah Palmyra yang lokasinya berada pusat Suriah. (Dwi Kristyowati – www.harianindo.com)