Jakarta – Akhir-akhir, muncul sebuah tren baru bernama Ice Bucker Challenge. Tren tersebut dilakukan tidak hanya oleh orang-orang awam di dunia internasional, tetapi juga banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh dunia dan selebritis. Ice Bucket Challenge merupakan tantangan untuk menyiramkan seember air es ke diri sendiri, dan bertujuan untuk mengkampanyekan kesadaran dan kepedulian akan penyakit ALS. Lalu apakah penyakit ALS tersebut?
ALS merupakan kependekan dari Amytrophic Lateral Sclerosis. Penyakit ini menyerang saraf motorik, yaitu saraf yang berguna untuk menghantarkan perintah dari otak kepada otot agar seseorang bisa menggerakkan badannya, seperti menggerakkan tangan dan kaki serta menelan.
ALS bersifat degeneratif, artinya, penderita lambat laun akan kehilangan kemampuan untuk menggerakkan tubuhnya sampai akhirnya total lumpuh. Penderita akan mengalami kesulitan berjalan, menulis, berbicara, sampai akhirnya tidak bisa berdiri atau bergerak sama sekali, lemas, dan bahkan mengalami kesulitan menelan.
Dan meski fungsi anggota tubuh semakin menurun, kemampuan berpikir penderita masih tetap normal. Sehingga hal inilah yang kemudian seringkali membuat frustasi sang penderita.
Penyakit ALS ini juga berpotensi menyebabkan kematian. Gea Pandhita, seorang dokter spesialis saraf di RS Islam Pondok Kopi, mengatakan kepada Kompas bahwa penyebab utama kematian akibat ALS adalah karena penderita mengalami tersedak, lalu tidak bisa bernafas, atau yang dikenal dengan pneumonia aspirasi.
ALS terjadi karena faktor genetis atau keturunan. Artinya, penderita memang sebenarnya telah memiliki gen ALS ini sejak lahir. Penyakit ini rata-rata mulai muncul pada usia 40 sampai 50 tahun, dengan mayoritas penderita adalah laki-laki.
Baca juga
Info Kesehatan: Ini Penyebab Umum Hidung Mimisan
Kebiasaan Memangku Laptop Buruk Bagi Kesehatan
ALS juga dikenal dengan nama Lhou Gehrig. Jumlah penderita penyekit kelainan ini diperkirakan memiliki prevelansi kurang dari 2 orang per 100.000 penduduk per tahun. Di Amerika Serikat, jumlah penderita penyakit ini mencapai 5.000 orang per tahun.
Penyakit ini memang tidak bisa diobati. Obat yang ada saat ini hanya bisa mengatasi gejalanya saja. Namun demikian, penanganan dini bisa memperpanjang harapan hidup si penderita. Salah satu tokoh dunia yang berjuang menghadapi ALS sampai saat ini adalah ahli fisikawan Stephen Hawking. (Rani Soraya – www.harianindo.com)