Berita ISIS Terkini: Satu lagi Jurnalis AS yang Masih Ditawan ISIS
advertisement:22/08/2014
Miami – Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), atau yang dikenal juga dengan nama Islamic State (IS) saja, telah menyebarkan video kejam pemenggalan seorang jurnalis asal Amerika Serikat, James Foley. Tak selesai di sana, ISIS juga akhirnya menunjukkan video yang menunjukkan satu orang lagi jurnalis asal AS, bernama Steven Joel Sotloff, yang diancam akan mengalami nasib yang sama dengan Foley.
Kemunculan Sotloff ini telah dibenarkan oleh rekan-rekan satu kampusnya di Universitas Central Florida. Salah satu teman kuliahnya dulu, Emerson Lotzia, mengkonfimasi bahwa sosok tersebut adalah Sotloff. Dirinya mengaku kenal baik dengan Sotloff karena pernah satu kamar saat masi kuliah dulu.
Pria 31 tahun tersebut memang telah menghabiskan eaktu lebih dari setahun menjadi reporter di Timur Tengah. Sotloff bekerja untuk majalah Time serta beberapa media lainnya secara sekaligus. Rekan-rekan kerjanya kehilangan kontak dengan dirinya pada sekitar Agustus lalu. Sotloff diketahui menghilang si sekitar perbatasan Suriah.
Dalam video yang diunggah ISIS ke internet, rambut Sotloff tampak dicukur hingga botak. Dirinya diperintah untuk berlutut dengan tangan terikat dan ekspresi wajah yang muram. Dalam video tersebut, seorang berbaji hitam mengatakan bahwa nasib dari Steven Joel Sotloff tergantung kepada keputusan yang diambil Presiden AS, Barack Obama.
Berita ISIS Terkini: Militer AS Sempat Coba Selamatkan Foley Namun Gagal
Berita ISIS Terkini: AS Tetap Melanjutkan Serangan ke Irak
Aksi ISIS melakukan pemenggalan dan ancaman terhadap jurnalis AS dilakukan atas dasar balas dendam terhadap serangan udara yang dilancarkan AS ke beberapa wilayah yang dikuasai oleh ISIS di Irak. Serangan udara tersebut merupakan bentuk dukungan AS kepada pasukan Pemerintah Irak dan Kurdi.
Sumber dari Pentagon, Gedung Departemen Pertahanan AS, mengatakan bahwa menurut sudut pandang militer, ancaman tersebut sebenarnya tidak akan berdampak apapun, dan serangan udara akan tetap dilakukan sesuai kebutuhan. Lantas bagaimana sudut pandang politik atau kemanusiaan? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)