Baghdad – Perkembangan terbaru dari pertempuran antara pasukan militer Pemerintah Irak dengan pemberontak dari Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) mengatakan bahwa kelompok pemberontak telah berhasil mengambil alih sebuah kompleks militer bekas rezim Saddam Hussein. Kompleks militer tersebut diketahui menyimpan senjata kimia.
Kompleks militer tersebut bernama Al Muthana, dan berlokasi sekitar 80 km dari Baghdad. Fasilitas tersebut dianggap sebagai salah satu lokasi militer penting ketika Saddam Hussein masih berkuasa di Irak. Pada tahun 1980-an, kompleks ini digunakan untuk membuat dan menyimpan senjata kimia seperti sarin dan gas mustard.
Adapun untuk senjata kimia yang terdapat di lokasi tersebut dikabarkan telah usang serta sulit untuk dipindahkan ataupun digunakan. Pihak Amerika Serikat yang mengetahui perkembangan ini memperkirakan bahwa ISIL tidak akan mampu mengoperasikan senjata tersebut.
Seperti dilansir dari The Wall Street Journal (Jumat, 20/6/2014), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki, mengatakan bahwa pihaknya tidak yakin bila di dalam kompleks tersebut masih ada material senjata kimia seperti saat Saddam Hussein masih memerintah Irak. Sisa-sisa senjata yang mungkin masih ditemukan di lokasi tersebut akan sangat sulit untuk digunakan serta tidak aman untuk dipindahkan.
Pada tahun 2012 lalu, Kementerian Pertahanan Inggris pernah mengatakan bahwa Irak telah menggunakan senjata kimia ketika Perang iran-Irak yang terjadi pada 1980-1988. Senjata tersebut ditargetkan kepada warga beretnis Kurdish di wilayah Halabja pada sekitar 1988.
Pada tahun 2004, CIA juga melaporkan bahwa kompleks militer Al Muthana telah hancur akibat serangan bom AS pada Operasi Desert Storm. Serangan tersebut praktis menghentikan kegiatan produksi senjata kimia di fasilitas tersebut. Sejumlah besar senjata kimia siap pakai yang tersimpan di sana pun telah diamankan.
Adapun mayoritas senjata kimia Irak bekas rezim Saddam Hussein telah dihancurkan atau dibuang dengan pengawasan ketat dari PBB. Beberapa senjata yang dianggap tidak aktif atau rusak ditinggalkan dan diisolasikan di dalam dua bungker di kompleks Al Muthana. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)