
Diplomat top China, Yang Jiechi (tengah).
(sumber foto: AP)
Menengok sejenak ke belakang, sengketa teritorial antara China dan Vietnam ini terpicu oleh aksi China memindahkan pengeboran minyaknya ke wilayah laut yang diklaim oleh Vietnam telah masuk ke dalam teritorinya. Pengeboran minyak tersebut saat ini berada di sekitar perairan Kepulauan Paracel, yang memang sejak lama disengketakan oleh China dan Vietnam. Pulau tersebut berada di Laut China Selatan.
Akibat aksi tersebut, tak hanya Pemerintah Vietnam yang tersinggung, namun masyarakat Vietnam pun ikut marah. Akibatnya, muncullah serangkaian kerusuhan anti-China dan pengrusakan pabrik-pabrik milik perusahaan China di Vietnam. Dalam kerusuhan-kerusuhan tersebut, beberapa orang dikabarkan meninggal dunia. Adapun pabrik yang menjadi korban penyerangan ternyata mayoritas adalah milik perusahaan asal Taiwan, dan bukan China.
China bereaksi dengan menarik dan mengevakuasi penduduk dan pekerjanya dari Vietnam. Hubungan dagang antara kedua negara tersebut pun memburuk.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Hai Binh, mengatakan bahwa masalah pengeboran minyak tersebut juga akan diangkat dalam diskusi dengan Yang Jiechi. Smentara itu, Juru Bicara Kementeria Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan bahwa China berharap agar Vietnam bisa fokus kepada gambaran besar masalah ini.
Sebelumnya, Pemerintah China telah mengatakan bahwa pengeboran minyak tersebut akan tetap beroperasi di lokasi tersebut sampai paling tidak Agustus mendatang. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)