Seperti dilansir dari BBC (Rabu, 11/6/2014), kondisi Sloviansk yang telah menyerupai kota hantu tersebut memaksa penduduknya untuk mengungsi. Dilaporkan bahwa warga setempat pun mengkoordinasikan beberapa bus untuk mengangkut warga yang memilih mengungsi keluar dari Sloviansk. Bus-bus ini beroperasi rutin secara harian. Masalah yang kemudian muncul adalah bagaimana mengatasi “badai” pengungsi tersebut.
Laporan yang beredar mengatakan bahwa para pengungsi lebih memilih untuk pergi ke Rusia dibandingkan ke daerah lain di Ukraina. Mereka menganggap kehidupan mereka di sana akan lebih baik, dan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Janji-jani yang dikemukakan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, yang baru saja dilantik, untuk memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik, tampaknya tidak begitu menarik bagi warga di Sloviansk.
Kondisi Kota Sloviansk sendiri sangat memperihatinkan. Pemboman yang dilakukan setiap harinya telah menyebabkan tidak hanya kehancurna properti dan infrastruktu, namun juga menyebabkan korban jiwa yang belum sempat terdata. Dilaporkan juga bahwa sebagian besar kota tidak lagi memperoleh asupan air bersih. Jaringan listrik pun terputus di sebagian besar wilayah. Koneski telepon seluler tidak begitu baik, bank tutup, mesin-mesin ATM mati, dan persediaan obat-obatan di pasaran juga menipis. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)