Penjaga Pantai Vietnam melaporkan bahwa kapal nelayan tersebut dikelilingi oleh 40 kapal China sebelum kemudian ditabrak. 10 orang nelayan yang berada di kapal naas tersebut berhasil diselamatkan.
Insiden ini terjadi di tengah perselisihan China dan Vietnam terkait batas wilayah di perairan Laut China Selatan. Pihak Vietnam telah melayangkan protesnya terhadap pembangunan kilang minyak lepas pantai milik China, Haiyang Shiyou 981, karena dibangun di lokasi yang oleh Vietnam klaim sudah masuk ke dalam wilayahnya. Pengeboran minyak tersebut berada di dekat Kepulauan Paracel, yang juga masih diperebutkan oleh China dan Vietnam.
Media lokal melaporkan bahwa Pemerintah Vietnam sedang mempersiapkan tuntutan kepada China dalam pengadilan internasional atas pembangunan kilang minyak tersebut, dan juga tentang penabrakan kapal-kapal nelayan Vietnam. Pihak China sendiri belum bereaksi apapun terkait masalah ini.
Kantor berita China, Xinhua, mengatakan pada Senin kemarin (26/5) dalam sebuah komentar berbahasa Inggris, bahwa Vietnam-lah yang ingin mengganggu proyek ‘normal’ pengeboran minyak dari Haiyang Shiyou 981. Komentar yang ditulis oleh seorang profesor hukum China, Yang Zewei, tersebut menyatakan bahwa Hanoi harus faham bahwa hak China untuk melakukan pengeboran di lokasi tersebut diberikan oleh Konvensi PBB tentang Hukum Laut.
Adapun perselisihan antara China dan Vietnam telah menyulut aksi kerusuhan, pengrusakan, dan penjarahan di Vietnam. Massa anti-China menyerang pabrik-pabrik perusahaan China dan menjarah barang-barang di sana. Akibat kerusuhan tersebut, dikabarkan dua orang tewas dan beberapa pabrik terbakar. Pemerintah Vietnam sendiri tengah melakukan upaya penangkapan dan mengadili para pelaku dan provokator aksi tersebut. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)