Foto dari AP
Presiden Putin mengatakan bahwa pihaknya terbuka untuk konsultasi. Namun demikian, pihak Uni Eropa telah gagal untuk menemukan solusi-solusi spesifik terkait masalah ini. Pernyataan Presiden Putin ini pun senada dengan pimpinan Gazprom, Alexei Miller.
Miller mengatakan pada Senin kemarin (12/5) bahwa perusahaan energi milik negara Rusia tersebut bisa saja menghentikan atau menunda suplai gas alam kepada Ukraina pada 3 Juni 2014, kecuali Ukraina telah membayarkan uang muka dari biaya gas tersebut. Presiden Putin menyampaikan bahwa Gazprom telah mengeluarkan surat penagihan pembayaran di depan untuk pengiriman gas ke Ukraina, yang sesuai dengan kontrak. Adapun setelah 1 Juni nanti, bila tidak segera dibayarkan, maka pasokan gas Rusia hanya akan dikirimkan untuk perusahaan Ukraina yang telah membayar terlebih dahulu.
Adapun Ukraina menolak untuk membayar sebagai bentuk protes terhadap keputusan Moscow untuk menaikkan harga impor gas Ukraina hingga hampir dua kali lipat. Menteri Keuangan Ukraina, Oleksandr Shlapak, mengatakan bahwa Ukraina akan membayarkan kewajibannya bila Rusia sepakat menurunkan harga tersebut.
Shlapak mengatakan bahwa Ukraina akan membayar bila Rusia setuju memberikan harga sebesar $268 (Rp 3 jutaan) per 1000 meter kubik sampai akhir tahun ini. Saat ini, Gazprom membanderol gasnya untuk Ukraina dengan harga $485,50 (Rp 5,5 jutaan) per 1000 meter kubik. Harga tersebut merupakan yang tertinggi di antara klien-klien Gazprom lainnya di Eropa. Adapun hampir 15 % konsumsi gas di Eropa dipasok dari Rusia dengan melewati Ukraina terlebih dahulu. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)
