Pihak Pemerintah Ukraina, Uni Eropa, dan Amerika Serikat telah mengatakan bahwa referendum tersebu ilegal. Pihak separatis juga sempat mengharapkan agar Rusia berkenan untuk ‘menyerap’ atau menganeksasi wilayah Donetsk dari Ukraina, layaknya Crimea. Wilayah otonomi khusus Crimea dianeksasi Rusia setelah sebelumnya mereka mengadakan voting referendum serupa.
Steinmeier terlihat hadir dalam pertemuan antara menteri luar negeri negara-negara anggota Uni Eropa di Brussels pada Senin kemarin (12/5). Dirinya mengatakan bahwa referendum tersebut ilegal dan tidak perlu ditanggapi serius. Juru bicara Steinmeier, Martin Schaefer, mengatakan bahwa perjalanan Steinmeier ke Ukraina adalah untuk mendukung upaya penyelesaian krisis secara diplomatis, yang tentunya dengan bantuan Organisation for Security and Co-operation in Europe (OSCE), yang telah menerjunkan beberapa anggotanya di Ukraina untuk melakukan pengawasan terhadap krisis di sana. OSCE telah mengumumkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, bersikap ‘suportif’ untuk usaha penyelesaian krisis di Ukraina.
Jerman telah terlibat secara aktif dalam penyelesaian krisis di Ukraina. Sebulan terakhir ini Steinmeier telah terlibat dalam serangkaian usaha diplomasi untuk meredakan krisis di sana, sementara Kanselir Jerman, Angela Merkel, juga beberapa kali melakukan pendekatan kepada Presiden Putin agar Rusia menggunakan pengaruhnya untuk ikut serta meredakan ketegangan antara Pemerintah Rusia dengan kelompok pro-Rusia. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)