Adapun acara serupa, kali ini untuk memperingati kemenangan Rusia di Perang Dunia II, akan diadakan di Sevastopol, Crimea. Presiden Rusia, Vladimir Putin, dikabarkan juga akan menghadiri kedua acara ini, meski hal ini belum terkonfirmasi.
Acara tersebut, terutama yang diadakan di Crimea, dinilai dapat memperburuk keadaan antara Ukraina dan Rusia. Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan bahwa sangat disayangkan jika Presiden Putin sampai berkunjung ke Crimea untuk menghadiri parade militer di sana. Namun meski mendapat respon negatif dari negara-negara Barat, Moscow tetap membantah bahwa acara perayaan dan parade militer ini dilakukan untuk menyulut api konflik antara Pemerintah Ukraina dengan golongan pro-Rusia di sana.
Adapun parade militer ini biasanya akan menampilkan peralatan dan kekuatan militer, serta semangat patriotisme di Lapangan Merah. Saat ini pun semangat patriotisme bangsa Rusia secara umum sedang tinggi, berkat “suksesnnya” aneksasi Crimea.
Pemerintah Ukraina melarang penghimpunan massa di tengah ketakukan akan adanya pergerakan besar-besaran oleh milisi pro-Rusia, yang mungkin akan berujung pada tindak kekerasan. Pejabat Presiden Ukraina, Oleksander Turchynov, mengatakan bahwa penghalang jalan dan pos-pos pemeriksaan telah dipasang di sekeliling ibukota Kiev. Pemeriksaan serius terhadap mereka yang melintasi jalan-jalan memasuki Kiev akan dilakukan. Ukraina akan tetap bersikap tenang menghadapi acara tersebut, sambil tetap waspada terhadap kemungkinan adanya aksi provokatif. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)