Terkait kasus pemboman ini, Presiden Xi Jinping pun mengunjungi tempat kejadian. Ini adalah kunjungan pertama Presiden Xi ke wilayah Xinjiang sejak dirinya menjabat sebagai Presiden China, yakni sejak sekitar 2012 lalu.
Adapun peristiwa pemboman stasion kereta api yang terjadi Rabu 30 April 2014 kemarin tersebut merupakan satu dari sederet aksi anarkis yang banyak terjadi di wilayah Xinjiang sejak setahun terakhir. Pemerintah China menuduh kelompok minoritas Muslim Uighur berada di balik aksi-aksi tersebut, termasuk pemboman ini.
Presiden Xi mengatakan bahwa peperangan untuk melawan aksi kekerasan dan terorisme tidak mengijinkan sedikitpun adanya kelambanan, tindakan tegas harus diterapkan segera untuk meredam aksi teror yang semakin merajalela. Dirinya juga menyampaikan pentingnya pemahaman secara mendalam terhadap kelompok separatis di Xinjiang.
Menurut otoritas keamanan Xinjiang, serangan terjadi sekitar 19.10 waktu setempat. Penyerang terlebih dahulu menggunakan pisau untuk menyerang orang-orang di sekitar pintu keluar Stasiun Selatan Urumqi, sebelum kemudian mengaktifkan bom. Menurut kantor berita Xinhua, ledakan berpusat di sekitar kopor yang ditinggal di antara pintu keluar dan halte bis.
Adapun ledakan ini menyebabkan tiga orang meninggal dan 79 orang luka-luka. Sebelumnya, serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok yang sama sempat terjadi di Stasiun Kunming, China bagian selatan. Pada insiden yang terjadi Maret lalu itu, 29 orang terbunuh.
Sampai saat ini, penyelidikan tentang penyebab ledakan masih terus dilakukan. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)