Tokyo – Sony berhasil membuat takjub dunia fotografi tahun lalu dengan peluncurkan kamera full-frame compact mirrorless-nya, yakni A7 dan A7R. Tahun ini, mereka akan melakukannya lagi, kali ini, dengan videografer sebagai mindsetnya. Seperti dilansir dari Digital Trends (Minggu, 6/4/2014), dalam ajang NAB Show yang diadakan di Las Vegas, Amerika Serikat, Sony meluncurkan produk kameran terbarunya, yakni A7S.
A7S mampu merekam video beresolusi hingga 4K (QFHD 3840 x 2160 pixel), atau ultra high-definition, dan memiliki jangkauan ISO yang telah diperbesar dari 50 mejadi 409,600. Meski kamera ini terlihat mirip dengan saudaranya, A7 dan A7R, kamera ini memang dikonsentrasikan untuk produksi video.
Pihak Sony mengatakan bahwa, A7S, yang memiliki lensa beresolusi 12,2-megapixel, merupakan kamera pertama dunia yang memanfaatkan seluruh lebar dari full-frame image sensor-nya, dalam akusisi video beresolusi 4K. Semua itu dilakukan tanpa memotong atau melewatkan garis, karena kamera ini mampu membaca dan memproses data dari setiap pixel dari sensornya. Sony kemudian melanjutkan bahwa A7S mampu melakukan perekaman video 4K yang sanggup menangkap seluruh keindahan artistik dan kreatif yang ingin ditampilkan. Singkat kata, canggih.
Seperti halnya A7 dan A7R, A7S menggunakan sensor 3mm Exmor CMOS yang ditandemkan dengan image prosesor baru Bionz X. Sensor khusus 12,2-megapixel ini memiliki sensitivitas tinggi yang mampu membuat A7S menangkap seluruh cahaya secara dramatis dibandingkan dengan kamera tradisional. Alhasil, A7S mampu menghasilkan video yang detail yang indah, gambar low-noise meskipun diambil dari lingkungan tergelap sekalipun. Teknologi terbaru image prosesor Bionz X juga memperbesar jangkauan dari gradasi warna yang mampu tertangkap dalam lingkungan terang dan meminimalisasi noise di lingkungan gelap, sehingga membuat A7S mampu menghasilkan gambar yang impresif meski di lingkungan yang ekstrim, dimana kamera lain sangat kesusahan.
A7S mendukung video output 4K untuk perekem third-party, menggunakan format rekaman XAVC S. A7S juga mampu merekam menjadi AVCHD dan MP4 codec. Selain itu, A7S juga mampu menangani Full HD pada frame rate 60p, 60i, 30p, dan 24p, yang dapat disimpan dalam memory card. Pengguna dapat berganti dari full-frame menjadi mode crop APS-C, yang mampu merekam 120p pada 720p dan slow motion playback. Terdapat pula fitur profesional, seperti dukungan untuk microphone XLR dan kontrol video/audio.
Secara umum, lewat A7S, Sony telah berhasil menciptakan sebuah perangkat perekam video canggih dalam kemasan sebuah kamera full-frame yang compact. Sony belum mengumumkan secara detail kapan tanggal perilisannya di pasaran, dan berapa harganya. Namun jika melihat harga A7R yang lebih dari $2000 (Rp 22 jutaan), maka A7S tidak akan lebih murah daripada itu. (Rani Soraya – www.harianindo.com)