Simferopol – Militer Ukraina mengatakan bahwa seorang perwira militernya terbunuh dalam sebuah serangan terhadap markas militer milik Ukraina di Crimea. Ini merupakan korban meninggal pertama sejak militer Rusia bersama militan pro-Rusia mengambil kendali Crimea.
Dilansir dari BBC (Selasa, 18/3/2014), pemerintah Ukraina saat ini telah memberikan ijin bagi militernya untuk melepas tembakan pertahanan diri jika mereka mendapat ancaman yang luar biasa. Adapun serangan tersebut terjadi sesaat setelah presiden Rusia, Vladimir Putin, dan petinggi Crimea menandatangani pengesahan tentang bergabungnya Crimea ke dalam Federasi Rusia.
Kekuatan barat mengutuk perjanjian tersebut. Negara-negara G7 dan Uni Eropa akan segera mengadakan pertemuan penting untuk membahas hal ini.
Seorang saksi mata mengatakan bahwa sekelompok orang bersenjata mendatangi markas militer Ukraina di Simferopol dengan dua mobil tak bertanda apapun (bukan militer). Kelompok tersebut kemudian memberondong markas tadi dengan senjata otomatis. Hasilnya, seorang perwira junior yang sedang bertugas di sekitar taman di dalam markas tadi terbunuh, dan lainnya terluka. Terdapat juga petugas yang terluka di bagian kepala dan kaki setelah dipukul dengan batang besi. Komandan unit tersebut juga ditangkap oleh kelompok yang menggunakan seragam Rusia tersebut.
Menteri Pertahanan Ukraina, Vladislav Seleznyov, mengatakan kepada pers bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok yang belum diketahui, bersenjata lengkap, dan dengan wajah yang ditutupi. Terkait hal ini, Perdana Menteri Sementara Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, mengatakan dalam sebuah pertemuan darurat, bahwa konflik ini telah beralih dari konflik politik menjadi konflik militer. Pihak Rusia telah memulai penembakan terhadap militer Ukraina dan hal tersebut merupakan kejahatan perang.
Kantor berita Crimea, Kryminform, melaporkan telah terjadi serangan balasan dari militer Ukraina, dengan seorang anggota kelompok bersenjata pro-Rusia telah ditembak mati. Polisi setempat juga mengatakan bahwa baik pihak Ukraina maupun kelompok pro-Rusia telah saling menyerang, dengan satu korban meninggal dan satu luka-luka dari pihak Ukraina, serta satu korban meninggal dan satu luka-luka dari pihak pro-Rusia. Pun demikian, laporan-laporan tadi belum bisa dipastikan kebenarannya. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)