Kiev – Mencoba kabur, mantan presiden Ukraina yang baru-baru ini dilengserkan secara paksa, Viktor Yanukovych, dikabarkan tertangkap. Yanukovych sebelumnya diberitakan kabur meninggalkan ibukota Kiev, dan melanjutkan pelariannya dengan berusaha lari ke luar negeri.
Seorang politikus tersohor Ukraina dari kubu oposisi, Volodym Kurennoy, mengungkapkan bahwa dirinya telah mendapatkan berita tentang penangkapan Yanukovych di daerah Sevastopol, Semenanjung Crimea, sebuah Negara kecil di utara Laut Hitam. Namun demikian, dia belum dapat mengkonfirmasi keberaran informasi tersebut.
Juru Bicara Menteri Informasi dan Keamanan Crimea mengatakn bahwa pihaknya tidak mengetahui apa-apa mengenai hal tersebut.
Adapun saat ini, tidak hanya Ukraina yang sedang mengalami ketegangan politik. Crimea juga mengalami krisi serupa setelah politisi yang berhaluan kepada Rusia menyulut protes yang mendesak otonomi dari Ukraina.
Setelah kaburnya Yanukovych dari ibukota Ukraina, Kiev, terjadi kekosongan kekuasaan dari pemerintahan Ukraina. Namun demikian, pihak Uni Eropa dan Rusia berpendapat bahwa keadaan “vacuum of power” ini tidak akan berpengaruh banyak pada kinerja pemerintahan Ukraina.
Hanna Herman, pembantu presiden, telah mengatakan bahwa Yanukovych harus mengadakan sebuah perjalanan menuju Kharkiv, yang berada di wilayah timur Ukraina, dekat perbatasan Rusia. Menurutnya, Yanukovych tidak berniat untuk meninggalkan kabur ke luar negeri.
Adapun ibukota sendiri saat ini masih dikuasai oleh demonstran pro-Uni Eropa. Pihak parlemen saat ini berada dalam tekanan untuk segera membentuk pemerintahan baru. Hasil terbaru dari “diskusi” parlemen tersebut adalah penunjukkan Ketua Parlemen Oleksander Turchynov sebagai pemimpin sementara Ukraina. Dirinya akan menjabat sampai diadakannya pemilu pada 25 Mei 2014 nanti. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)