Jakarta – Diterimanya kabar terkait penolakan para pelajar Indonesia yang ada di Jerman atas Fauzi Bowo (Foke) yang bertugas sebagai Duta Besar membuat kaget Komisi I DPR. Berdasarkan keterangan dari anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Tantowi Yahya kepada Harianindo, Jumat (15/11/2013), terungkap bahwa hal ini sebenarnya belum pernah terjadi.
Diakui oleh Tantowi bahwa penolakan kepada Foke ini tergolong mengherankan. Karena dahulunya ia telah menjalani fit and proper tes di Komisi I DPR dan dirasa mampu untuk didaulat menjadi Dubes RI di Jerman.
Foke sendiri memiliki kecakapan, pengalaman dalam birokrasi pemerintahan serta penguasaan terkait Jerman dirasa mumpuni. Dimana kasus untuk Foke ini belum pernah terjadi, yang ada dahulu adalah adanya penolakan yang berasal dari Negara yang bersangkutan bukan dari warga Negara Indonesia yang kebetulan di Negara itu.
Walaupun Foke mendapatkan penolakan, namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini belum dapat menggantikannya. Hal ini dikarenakan pemerintah Jerman sendiri mau menerima kehadiran Foke sebagai Dubes RI yang bertugas disana.
Diungkapkan oleh Tantowi bahwa tidak wajar apabila seorang Presiden membatalkan pencalonan seorang Dubes dengan alasan adanya penolakan yang berasal dari masyarakat Indonesianya. Sebagaimana yang dikabarkan sebelumnya bahwa Serikat Alumni Jerman (SAJ) menolak atas penempatan Fauzi Bowo yang ditunjuk sebagai duta besar Jerman.
Bahkan SAJ juga meragukan kredibilitas dan integritas dari Foke. Penentangan ini berdasakan kinerja buruk dari Fole yang hampir selama 35 tahun ada di pemerintahan DKI Jakarta. Ditambah lagi SAJ menganggap bahwa SBY salah menempatkan Foke sebagai Dubes RI. Alasan lainnya adalah Jerman adalah Negara yang menjadi pusat kekuatan ekonomi terbesar untuk wilayah Eropa dan sangat menjunjung tinggi atas HAM. (Choirul Anam – www.harianindo.com)