Jakarta – Dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), maka menyebabkan sejumlah harga bahan pangan yang diimpor melambung tinggi. Seperti bawang putih dan juga kedelai harganya ikut melambung tinggi.
Walaupun memang kebutuhan bawang putih dan kedelai diimpor, namun saat ini harga yang melambung tinggi adalah kedelai. Karena kedelai ini adalah bahan dasar tahu dan juga tempe. Ketika ditemui wartawan harianindo dalam acara family gathering Kementerian Perdagangan, Jakarta, Minggu (1/9/2013), Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina mengungkapkan bahwa, memang untuk saat ini antisipasi yang dilakukan adalah harga kedelai dahulu, sedangkan untuk harga bawang relative naik tidak terlalu tinggi.
Selain itu Srie juga mengungkapkan bahwa untuk dalam negeri memang konsumsi kedelai tidak hanya untuk rumah tangga saja, karena juga untuk pengrajin tahu dan tempe. Sedangkan bawang putih, biasanya digunakan untuk konsumsi rumah tangga.
Di Indonesia saja kebutuhan kedelai sudah mencapai 200 ribu ton per bulan. Dimana 130 ton untuk para pengusaha tahu dan sisanya untuk kebutuhan rumah tangga, ungkap Srie. Untuk saat ini ketersediaan kedelai dalam negeri sudah ada sekitar 35 ribu ton untuk mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri beberapa bulan kedepan. (Rani Soraya – www.harianindo.com)