Karena AS juga pernah melakukan invasi yang cukup mahal ke Afghanistan dan juga Irak. Seperti yang dikutip dari Press TV, Rabu (28/8/2013), Menteri Pertahanan Iran, Brigjen Hossein Dehqan mengungkapkan bahwa AS sebenarnya cukup memiliki pengalaman atas Irak dan juga Afganistan. Ini adalah sebuah alasan yang kuat mencegah untuk melakukan kesalahan dengan terjebak ketiga kalinya di lumpur yang sama.
Bahkan Dehqan juga membantah jika pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia. Memang tidak dipungkiri bahwa untuk saat ini pemerintah AS yang bekerja sama dengan Negara tertentu sedang bersiap melancarkan aksi militernya kepada pemerintah Suriah, ungkap pejabat senior Iran tersebut.
Tekanan terhadap Suriah memang masih terus dicari oleh pihak Gedung Putih. Terlihat beberapa hari ini para pejabat AS sudah sering berucap akan melakukan serangan militernya terhadap Suriah. Rumor akan aksi militer ini santer terdengar sejak minggu lalu setelah wilayah yang ada di Damaskus diserang menggunakan senjata kimia. Oposisi Suriah dalam hal ini menuduh bahwa pasukan rezim-lah yang melakukan aksi ini.
Dimana berdasarkan penyataan dari oposisi bahwa dalam serangan yang terjadi pada 21 Agustus kemarin setidaknya telah menewaskan 1.300 jiwa. Terkait hal ini pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad membantah pihaknya menggunakan senjata pemusnah masal ini. Rezim Assad sendiri telah menuduh para pemberontaklah yang melakukan aksi tidak bertanggungjawab ini. (Rani Soraya – www.harianindo.com)