Teheran – Presiden Iran, Hassan Rouhani hingga kini rupanya masih mempertimbangkan siapa yang akan memimpin pembicaraan dengan dunia terkait dengan program nuklir Iran. Padahal, Rouhani telah secara resmi menduduki jabatan Presiden sejak lebih dari dua bulan lalu. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran yang dikutip oleh Reuters, Selasa (20/8/2013).
Dalam perkembangannya, Rouhani sepertinya telah mengisyaratkan bahwa Iran akan lebih transparan terhadap dunia luar terkait dengan program nuklir mereka. Selain itu, Iran juga kelihatannya akan meminimalisir konfrontasi dengan dewan keamanan tetap PBB yang terdiri dari lima negara plus Jerman.
Oleh karena belum ditunjukkan pemimpin tim negosiasi tersebut, kini santer diberitakan akan terjadi sedikit perubahan. Beberapa spekulasi menyatakan bahwa jabatan tersebut nantinya akan dipegang sekaligus oleh Menteri Luar Negeri Iran.
“Dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini, negosiator merupakan sekretaris dari Dewan Keamanan Tertinggi Iran. Akan tetapi, kali ini kelihatannya akan terjadi perubahan. Kemungkinan jabatan tersebut akan sekaligus dipegang oleh Menteri Luar Negeri,” ujar juru bicara Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi.
“Kami masih menunggu pengumuman dari Presiden tentang jabatan tersebut dan tim yang akan dibentuk untuk melakukan negosiasi nuklir,” pungkasnya. (Rini Soraya – www.harianindo.com)