Amman – Ketegangan yang terjadi di Suriah beberapa minggu terakhir ini memang mendapatkan perhatian banyak pihak. Bahkan Bahjat Suleiman selaku Duta Besar Suriah pernah berkomentar bahwa misil Suriah dapat saja ditempatkan di perbatasan Yordania. Tentunya hal ini membuat Yordania mengancam Suleiman terkait komentar yang tidak seharusnya ia sampaikan. Memang misil Suriah tersebut diyakini dapat digunakan untuk menangkis Misil Patriot yang dimiliki oleh beberapa musuhnya.
Seperti yang dilansir dalam Reuters, Jumat (7/6/2013), Nasser Joudeh, Menteri Luar Negeri Yordania mengungkapkan bahwa seharusnya Duta Besar Suriah mengerti kode etik dan norma diplomatik. Bahkan pihak Yordania telah memberikan peringatan agar Suleiman berhenti memberikan komentar yang dapat mengancam kedaulatan dari Yordania.
Memang selama ini Yordania masih mempertahankan kedutaan Besar Suriah, walaupun sebenarnya mereka mengkritisi tindakan Suriah. Namun Yordania juga tidak menyuarakan dukungannya terhadap oposisi Suriah. Bahkan beberapa pengungsi Suriah menjadikan Negara pimpinan Raja Abdullah II tersebut tempat pengungsian yang paling dekat dengan Suriah.
Oleh karena itu Yordania merasa khawatir, karena Presiden Suriah Bashar al-Assad pernah mengungkapkan bahwa Yordania mendukung oposisi Suriah dan mengecam tindakannya. Suleiman juga mengklain bahwa Yordania memberikan perlindungan terhadap kaum militan. Namun semua itu langsung dibantah oleh pihak Yordania.
Kerajaan Yordania memang menjadi salah satu Negara di Timur Tengah yang menjadi mitra Amerika Serikat (AS). Hal ini terbukti pada bulan April lalu, Amerika telah mengirimkan sekitar 200 pejabat militer ke Yordania yang akan membantu dalam perencanaan operasi militernya. AS juga berencana memberikan pelatihan perang kepada militer Yordania dan mengirimkan Misil Patriot serta mengirim jet F-16. (Galang Kenzie Ramadhan – www.harianindo.com)