Damaskus – Sudah berlangsung selama dua tahun aksi pemberontakan melawan pemerintahan dari Presiden Suriah Bashar al-Assad. Bahkan beberapa pihak baik luar ataupun dalam negeri telah menyuarakan agar Assad berbesar hati untuk mau mengundurkan diri.
Namun apa yang diserukan tersebut, nampaknya tidak berpengaruh bagi Assad. Karena pada 2014 nanti, jika rakyat masih menginginkannya ia masih akan mencalonkan diri. Hal ini yang diungkapkan oleh Walid Muallem, Menlu Suriah ketika diwawancarai oleh Mayadeen, sebuah saluran berita Arab yang berada di Beirut, Libanon.
Seperti yang dikutip dalam sebuah kantor berita AFP, Kamis (30/5/2013), Muallem menuturkan bahwa pencalonan ketiga kalinya Presiden Assad akan tergantung oleh keinginan rakyat. Jika memang rakyat menginginkan dia maju lagi maka Presiden Assad akan terus maju. Walaupun Amerika mengingkan Assad untuk mundur dari kepemimpinannya.
Namun pada dasarnya Amerika tidak memiliki kuasa untuk memerintah Suriah, sehingga Assad akan tetap menjadi presiden Republik Arab Suriah sampai pemilihan Presiden yang akan datang, lanjut Menlu Suriah.
Memang Suriah sendiri telah mengalami konflik yang berkepanjangan, bahkan pemerintah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menyatakan bahwa sudah lebih dari 70 ribu jiwa melayang akibat konflik yang berkepanjangan sejak Maret 2011 lalu.
Sejak tahun 2000 Presiden Assad telah memerintah Suriah ketika Hafez sang ayah meninggal dunia, maka ia mengambil alih kepemimpinannya. Hingga pada tahun 2007, Assad berhasil dipilih kembali. Keinginan Assad untuk tidak mundur dari kepemimpinan Suriah telah disampaikannya kepada sebuah surat kabar Argentina, Clarin. Karena menurut pendapatnya mundur berarti kabur dari situasi yang terjadi saat ini. (Choirul Anam – www.harianindo.com)