Damaskus – Peperangan sengit kembali terjadi di daerah strategis yang terletak pada daerah perbatasan antara Qusair dan Damaskus. Dilaporkan, dalam pertempuran yang terjadi tersebut pihak tentara pemerintah Bashar Al Assad telah menggunakan senjata kimia pada kaum pemberontak. Hal ini seperti diberitakan oleh Reuters, Senin (27/5/2013).
Dalam pertempuran tersebut, dikabarkan bahwa pihak militer pemerintah telah menghujani daerah tersebut dengan artileri dan juga serangan udara serta sebuah ledakan keras bahkan terdengar di kawasan Al Nabak, 80 km di utara dari ibukota. Dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir ini, pihak pemerintah telah semakin sering melakukan serangan mereka terhadap basis – basis pasukan oposisi. Serangan tersebut, menurut beberapa pihak merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh rezim Bashar Al Assad untuk memperkuat posisi mereka dalam meja perundingan yang disponsori oleh Amerika dan Rusia.
Pihak oposisi mengungkapkan bahwa saat ini, dalam melakukan setiap serangannya pihak pemerintah telah mendapat dukungna penuh dari militan Hizbullah dan semakin melakukan tekanan terhadap pasukan oposisi yang berada di daerah Qusair. Daerah tersebut adalah daerah yang biasa digunakan oleh pihak pemberontak sebagai jalur untuk mendapatkan bantuan dari pihak muslim sunni Libanon.
Bagi Assad, Qusair merupakan sebuah daerah yang sangat penting untuk menghubungkan Damaskus dan para pendukung setianya yang berada pada semenanjung Mediterania. Merebut kembali kota Qusair dari tangan para pemberontak tentu juga bertujuan untuk memutus hubungan antara para pemberontak yang berada pada wilayah selatan dan utara Suriah. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)