Washington – Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama menekankan pada presiden Myanmar untuk menghentikan tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap kaum muslim minoritas. Hal itu disampaikan oleh Obama dalam kunjungan pertama sejak 47 tahun terakhir dari para pemimpin negara – negara ASEAN. Pernyataan tersebut ditujukan pada tindakan pembunuhan yang selama ini terjadi terhadap etnis muslim Rohingya di wilayah Rakhine.
Menanggapi pernyataan Obama tersebut, Presiden Myanmar Thein Sein berjanji untuk mengakhiri konflik antar etnis yang terjadi dan membawa pelakunya ke meja hijau. “Saya juga telah melakukan pembicaraan khusus dengan Presiden Sein terkait dengan tindak kekerasan yang menimpa komunitas muslim Myanmar. Tindakan penindasan, kekerasan pada mereka harus segera dihentikan,” ujar Obama seperti dikutip Reuters, Selasa (21/5/2013).
Sekitar 192 orang tewas dalam konflik yang terjadi antara kaum Buddha Rakhine dan Muslim Rohingya yang tidak diakui sebagai warga negara Myanmar. Sebagian besar dari korban tewas tersebut merupakan kaum muslim. Selain menimbulkan korban jiwa, lebih dari 140.000 umat muslim kehilangan tempat tinggal dalam konflik tersebut.
Selain menekan Myanmar untuk segera mengakhiri konflik yang terjadi, Obama juga memberikan apresiasi khusus pada Myanmar terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan reformasi politik yang telah terjadi di negara tersebut sebagai salah satu sekutu Amerika Serikat yang memiliki wilayah berdekatan dengan China. (Choirul Anam – www.harianindo.com)