Jakarta – Presiden Joko Widodo menyampaikan pesan kepada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terkait pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam rapat kabinet terbatas (ratas).
Menurut Jokowi, paradigma harus diubah dari penyerapan anggaran untuk alutsista menjadi fokus untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri.
“Jangan lagi orientasinya adalah penyerapan anggaran. Mampu membelanjakan anggaran sebanyak banyaknya apalagi orientasinya sekedar proyek, sudah setop yang seperti itu,” ujar Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Baca Juga: Kunjungan Ke Malaysia, Prabowo Disambut dengan Upacara Militer
Lebih lanjut, Jokowi menekankan bahwa hubungan kerja sama dengan negara lain di bidang pengadaan alutsista harus melibatkan skema transfer teknologi. Sehingga, Indonesia tak hanya sekadar beli alutsista, tetapi juga mampu membangun SDM di bidang pertahanan.
“Tapi orientasinya adalah betul-betul strategic partnership untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing bangsa sehingga kita memiliki kemampuan untuk memproduksi alutsista yang dikerjasamakan,” papar Jokowi.
Selain itu, Jokowi meminta agar pengadaan alutsista harus mempertimbangkan dinamika pertahanan di masa mendatang. Sebab, corak peperangan akan senantiasa berubah seiring zaman.
“Jangan sampai pengadaan alutsista kita lakukan dengan teknologi yang sudah usang, sudah ketinggalan dan tidak sesuai dengan corak peperangan di masa yang akan datang,” jelas Jokowi.
Dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17 ribu pulau, dan diapit dua samudera dan dua benua, Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia harus benar-benar memperhatikan penguatan pertahanan.
“Negara harus mampu menjadi sebuah kekuatan regional yang baik yang disegani di kawasan Asia Timur,” ujarnya. (Elhas-www.harianindo.com)