Jakarta – PPP menuding bahwa pertemuan yang digelar antara PKS dan Partai Berkarya berencana untuk “mengucilkan” Partai Gelora agar tidak memiliki jaringan untuk memasuki keluarga Cendana.
“Silakan punya tafsiran apa pun. Jadi PKS bekerja berdasarkan keyakinan dan program-programnya. Orang mau bicara apa silakan, kami tidak akan berhenti karena cacian orang-orang, dan kami tidak semakin bersemangat gara-gara pujian orang. Karena kami punya keyakinan, itu saja,” tekan Sohibul di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (19/11/2019).
Dia pun merespon sindiran yang dilontarkan oleh Wasekjen PPP Achamd Baidowi (Awiek) yang menuding bahwa pertemuan tersebut tidak akan berdampak pada kekuatan oposisi.
Sohibul mengatakan tak ambil pusing dengan tudingan tersebut.
“Terserah, terserah, kita tidak perhatikan komentar orang,” ujarnya.
Saat ditanya perihal kehadiran Partia Gelora. Dia mengatakan biasa saja lantaran untuk mendirikan sebuah partai adalah hak semua orang.
“Ya bagus, bagus, ya bagus, karena itu hak semua rakyat Indonesia,” sambungnya.
Pertemuan antara PKS dan Partai Gelora menghasilkan lima kesepakatan. Dari kesepakatan tersebut salah satunya terkait dengan Pilkada 2020.
“Membuka ruang kerja sama dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia dengan memenangkan kompetisi Pilkada tahun 2020 dengan cara bermartabat dan penuh keberkahan,” salah satu bunyi poin kesepakatan yang disampaikan Sekjen PKS Mustafa Kamal saat konferensi pers di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).
Sebelumnya, Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek) melontarkan spekulasi terkait pertemuan PKS-Berkarya. Awiek percaya bahwa pertemuan tersebut membuktikan bahwa keluarga Cendana, yang tidak terpisahkan dengan Partai Berkarya, sudah tidak satu gerbong dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
“Selain itu, bisa dibaca cara PKS mempersempit ruang gerak peluang ‘adik’ barunya yang bernama ‘Gelora’ agar tidak leluasa berakses dengan Cendana,” ujar Awiek kepada wartawan, Selasa (19/11).
Selain itu, Awiek mengklaim bahwa pertemuan tersebut hanya pertemuan politik yang biasa. Pertemuan tersebut dianggap tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kekuatan politik oposisi.
“Tidak berpengaruh ke kekuatan oposisi karena yang bisa bersuara di parlemen hanya PKS, sementara Berkarya tidak bisa. Sehingga pertemuan itu tidak ngefek ke koalisi-oposisi karena pertemuan politik biasa,” tutup Awiek. (Hr-www.harianindo.com)