Jakarta – Persaudaraan Alumni (PA) 212 kini mulai sering mengumumkan rencana reuni akbar yang sedianya akan diselenggarakan pada tanggal 2 Desember 2019 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) Yusuf Martak menyebut bahwa izin telah dikantongi oleh pihak 212 untuk menyelenggarakan acara tersebut.
“Perizinan semua sudah clear, alhamdulillah. Dari pemberitahuan kepada aparat dan kepada Monas semuanya sudah alhamdulillah, sudah semua,” ujar Martak di Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Selasa (19/11/2019).
Di linimasa Twitter, bahasan mengenai reuni 212 juga sempat dibuka ke permukaan oleh akun resmi Front Pembela Islam (FPI). Dengan menggunakan tagar #AyoPutihkanMonas212, FPI menyerukan agar pemerintah Indonesia segera memulangkan Habib Rizieq Shihab.
Baca Juga: FPI Klaim Sudah Kantongi Izin, #AyoPutihkanMonas212 Trending di Twitter
Akan tetapi, tagar tersebut kemudian mendapat reaksi penolakan dari sejumlah netizen. Mereka mengusung tagar #Parasite212 sebagai bentuk protes atas sepak terjang PA 212.
Tak tanggung-tanggung, tagar tersebut tembus jajaran trending Indonesia, mengalahkan tagar #AyoPutihkanMonas212. Terpantau hingga Rabu (20/11/2019) pukul 17.15 WIB, tagar #Parasite212 menempati urutan trending nomor dua dengan lebih dari 19 ribu cuitan.
Sejumlah netizen memandang bahwa acara reuni yang akan digelar oleh PA 212 tersebut sudah tidak berguna bagi masyarakat banyak. Mereka memandang bahwa aksi tersebut diprakarsai atas dasar kepentingan kelompok kecil belaka.
“#Parasite212 Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nasir pernah mengatakan ‘Muhammadiyah memastikan TIDAK AKAN BERGABUNG dalan Reuni Akbar yang dilakukan oleh Alumni PA 212. Muhammadiyah menilai, reuni tersebut tak memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Menurut saya PA 212 sampah.,” ujar seorang netizen.
“Kami tegas dan tolak aksi mereka yang penuh syahwat kesenangan kelompok mereka saja, bukan atas nama rakyat #Parasite212,” kata warganet lain. (Elhas-www.harianindo.com)