Jakarta- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil tidak ingin melontarkan komentar terlalu dalam terkait pengubahan judul buku pelajaran agama yang mengandung konten yang dianggap bermasalah, termasuk didalamnya terkait masalah khilafah. Menurutnya, untuk membahas khilafah pada waktu saat ini sudah tak relevan.
“Sebenarnya khilafah itu sudah basi, enggak usah dibicarakan,” ujar Said kepada wartawan saat ditemui di kantornya usai megadakan pertemuan dengan Kapolri, Selasa (12/11).
Said mengklaim bahwa seluruh negara di dunia telah menyepakati untuk menolak paham khilafah. Penolakan tersebut juga datang dari negara-negara Timut Tengah seperti Arab Saudi dan Pakistan.
“Semua negara Islam menolak khilafah,” ucap dia singkat.
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) melakukan perombakan terhadap 155 judul buku pelajaran agama yan dinilai bermasalah. Perombakan tersebut menyasar seluruh buku pelajaran agama mulai dari kelas 1 sekolah dasar hingga kelas 12 sekolah menengah atas.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag Kamaruddin Amin menyatakan bahwa pihaknya merombah konten-konten yang berpotendi memunculkan salah tafsir bagi peserta didik. Termasuk salah satunya konten yang terkait dengan khilafah.
“Khilafah itu kan bisa disalahpahami oleh anak-anak kita, oleh guru-guru kita juga bisa salah paham kalau tidak dijelaskan secara baik. Khilafah itu kan pernah ada dalam sejarah Islam sampai runtuhnya Turki Usmani kan, pada tahun 1923,”tutur Amin saat ditemui di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Senin (11/11).
Amin mengungkapkan bahwa tetap penting untuk menjelaskan khilafah ada dalam sejarah, namun tidak untuk diterapkan di Indonesia untuk saat ini. Menurutnya, paham khilafah sudah tidak cocok dengan dasar negara Indonesia. (Hr-www.harianindo.com)