Jakarta – Irvan Nasrun, salah seorang korban menceritakan awal mula Kampoeng Kurma disebut Bodong. Mulanya Kampoeng Kurma menawarkan investasi kepada masyarakat dengan menjual kavling. Kavling tersebut nantinya akan ditanami kebun kurma yang hasilnya akan dibagikan kepada pemilik kavling.
Akan tetapi, Irvan telah menanamkan uangnya sejak awal 2018 mengaku belum melihat satu pun pohon kurma yang ditanamkan di kavlingnya.
“Terus pohon kurma juga belum ditanam,karena tidak ada dana. Heran saya, uang pembeli bisa habis,” ujarnya kepada wartawan, Senin (11/11/2019).
Diketahui bahwa, Kampoeng Kurma telah menjanjikan membangun wilayah perkebunan kurma dengan berbagai fasilitas. Mulai dari masjid, pesantren, pacuan kuda dan fasilitas lainnya dengan nuansa islami.
Investasi bodong tersebut tercium pada awal Januari 2019, perusahaan mengumpulkan para investor dan memberitahukan bahwa akan ada investor dari Malaysia yang mau mengakuisisi proyek Kampoeng Kurma.
“Pertengahan tahun sekitar bulan Juli, saya tanya ke management Kampoeng Kurma, untuk menanyakan progress. Oleh mereka pertanyaan saya tidak dijawab. Saya akhirnya mencari informasi, ternyata AJB yang dijanjikan untuk kavling saya belum bisa terlaksana, saya tanya kapan AJB, dijawab belum bisa AJB karena dana tidak ada,” tuturnya.
Selain itu, perusahaan bahkan memberikan cek kosong kepada pembeli yang ingin melakukan refund. (NRY-www.harianindo.com)